Waspada, Di Jawa Barat Kembali Marak Arisan Bodong , Emak emak Marak Geruduk Polda Jabar

photo author
- Jumat, 15 April 2022 | 23:15 WIB
 Si cantik yang jadi korban arisan bodong saat tengah membuat laporan polisi ke Polda Jabar (Fokussatu.id)
Si cantik yang jadi korban arisan bodong saat tengah membuat laporan polisi ke Polda Jabar (Fokussatu.id)

FOKUSSATU.ID - Penipuan dengan modus arisan kembali bikin geger warga Bandung. Jumlah kerugiannya mencapai Rp7 Miliar. Pelaku, seorang wanita yang disebut dengan inisial SN.

Genya Angelita, salah seorang korban yang ikut menggeruduk Polda Jabar mengaku tergiur mengikuti arisan investasi sebagaimana yang ditawarkan SN karena mendapat iming iming kjualeuntungan 10-20 persen dari setoran awal arisan.

Yang membuat Genya semakin penasaran lagi, karena dia juga diiming-imingi kabar, sudah banyak anggota yang mendulang untung besar setelah mengikuti arisan tersebut.

Kepincut, Genya lantas setor Rp35 Juta kepada SN, dan terbukti dia menerima keuntungan sesuai yang dijanjikan.

Baca Juga: Geprek Bensu Tetap Rayakan Ultah Meski Sedang Digugat Rp 100 Miliar

Pencairan keuntungan mulai tersendat Maret 2022, bahkan Genya pun menghilang.

"Awalnya sempat lancar, tapi makin ke sini, seperti di bulan Maret sudah bermasalah dan sekarang orangnya menghilang," ungkapnya di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat 15 April 2022.

Berbeda dengan Genya yang sempat dapat keuntungan, Anti Fatma justru belum pernah merasakan keuntungan sejak ikut arisan dengan SN.

Anti Fatma mengungkapkan bahwa SN melakukan penipuan dengan modus Jual Beli Nomor Antrean pemenang arisan.

Mulanya, SN menawarkan nomor antrean pemenang arisan dengan harga lebih rendah.

Baca Juga: Menhub Sarankan Masyatakat Mudik Lebih Awal Untuk Hindari Kemacetan

Namun, setelah dia membeli nomor antrean, SN tak kunjung mengirimkan uang yang dijanjikan sesuai dengan tanggal pencairan.

Belakangan, kata Anti, nomor pemenang arisan itu fiktif alias bodong.

"Jadi dia (pelaku) menawarkan membeli nomor antrean pemenang. Misalnya, nomor antrean bulan Juli Rp100 juta, nah ditawarkan untuk dibeli Rp90 juta. Kita tidak tau membeli yang siapa. Yang menawari si pelaku. Kita beli arisan itu, namun pelaku tidak komit dan tidak melakukan pembayaran yang telah dijanjikan. Ternyata yang menjual itu diduga tidak ada. Pelaku mengada-ada saja," bebernya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arismen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X