Soal Monumen Covid-19 , TAP Jabar Mengaku Hanya Dilibatkan Sekali dalam Rapat

photo author
- Senin, 22 November 2021 | 18:00 WIB
Anggota Dewan Pakar Tim Akselerasi Pembangunan (TAP), Prof Dr Asep Warlan Yusuf SH MH (Dokumen Fokussatu.id)
Anggota Dewan Pakar Tim Akselerasi Pembangunan (TAP), Prof Dr Asep Warlan Yusuf SH MH (Dokumen Fokussatu.id)

FOKUSSATU.ID - Kalau memang ada cara lain, penghargaan dan pengakuan yang lebih baik bagi korban Covid-19, mungkin Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pun akan mempertimbangkannya. Harus Ada Argumen dan Alasan yang kuat.

Anggota Dewan Pakar Tim Akselerasi Pembangunan (TAP), Prof Dr Asep Warlan Yusuf SH MH mengatakan hal tersebut dalam sesi pemaparan di diskusi publik virtual bertajuk Polemik Monumen Covid-19 yang digagas Forum Jurnalis Jabar (FJJ).

"Ini sungguh forum yang penting, forum yang menjadi bahan pertimbangan yang menyangkut kepentingan publik, baik anggarannya, programnya, dampaknya, kesannya, nilai-nilai yang dibangunnya bagus dalam forum forum seperti ini," ujarnya.

Baca Juga: Sekjen PDRI Membantah Terlibat JI dan Beri Dana untuk Aksi Terorisme

Asep yang juga Guru Besar Hukum Tata Negara sekaligus pengamat politik Universitas Parahyangan Bandung, mengakui memang pernah sekali dilibatkan dalam diskusi monumen Covid-19.

"Kalau saya memahami dari diskusi itu, ada beberapa hal yang saya ingin jelaskan dalam forum ini," ujarnya.

Pertama, monumen Covid-19 adalah sebuah pengakuan pemerintah kepada tenaga kesehatan dan ASN yang berkorban untuk melawan Corona. Untuk mengobati mereka yang terkena dan terpaparnya. Agar penyakit itu tidak meluas dan berjangka panjang.

Baca Juga: Polisi Akan Mediasi Persiteruan Keluarga Arteria Dahlan dengan Wanita yang Mengaku Anak Jenderal

"Jadi ada sebuah pengakuan pemerintah terhadap perjuangan mereka yang bergelut melawan Covid-19 ini," katanya.

Yang kedua, dengan adanya monumen Covid-19 ada penetapan, berupa pengakuan yang disertai dengan pahatan-pahatan di dalam sebuah tugu, atau monumen yang menjadi pengingat bagi warga, saat ini dan generasi berikutnya.

Yang ketiga, dengan adanya monumen Covid-19 ada penghargaan. Yang ditempatkan di dalam tugu atau monumen.

Selain tiga nilai di atas, seperti ada pengakuan, ada penghargaan dan ada penetapan, tentu ada hal lainnya yang harus dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Arteria dan Ibunya Dimaki Wanita Muda yang Mengaku Anak Jenderal

Yaitu, jelas Asep, bagaimana pemerintah melakukan pendekatan kultur, sosial kultur dalam hal membangun monumen Covid-19.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X