Mantap, Living Lab Solusi Cepat Tuntaskan Masalah dengan Kolaborasi

photo author
- Rabu, 22 Juni 2022 | 15:38 WIB
Researcher at Smart City Community and Innovation Center, Hendra Sandhi Firmansyah seusai acara Bandung Menjawab pada Rabu, 22 Juni 2022.
Researcher at Smart City Community and Innovation Center, Hendra Sandhi Firmansyah seusai acara Bandung Menjawab pada Rabu, 22 Juni 2022.

FOKUSSATU.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan, Kota Bandung masuk jadi lima besar kota menuju smart city. Salah satu langkah untuk mempercepat smart city di Kota Bandung melalui Living Lab

Program ini akan digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Institut Teknologi Bandung (ITB).

Researcher at Smart City Community and Innovation Center, Hendra Sandhi Firmansyah menjelaskan, konsep Living Lab ini bisa menjadi salah satu langkah cepat menyelesaikan permasalahan di Kota Bandung dari lingkup terkecil.

Baca Juga: Masuki Musim Hujan, Ayo Cegah Banjir dengan Sumur Resapan Sederhana

"Prinsipnya bagaimana kita menyelesaikan masalah di lingkungan aslinya tanpa dibawa ke lab lagi. Jadi kita mulai dari area kecil dulu karena bisa lebih termanage dan terkontrol," jelas Hendra seusai acara Bandung Menjawab pada Rabu, 22 Juni 2022.

Jika nanti permasalahan tersebut bisa selesai dalam lingkup kecil, hasilnya bisa dikembangkan lagi ke wilayah yang lebih luas.

Sebab menurutnya, smart city bukan hanya kota yang mampu membrikan layanan internet gratis di mana pun. Namun, mampu memberikan layanan teknologi yang sesuai agar bisa membuat masyarakat menjadi lebih bahagia.

Baca Juga: Kampung Wisata Kreatif Cigondewah, Ciptakan Kepariwisataan Berdaya Saing

"Bukan hanya tentang wifi, tapi juga pelayanan digitalisasi kesahatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya," ungkapnya.

Rencananya wilayah DDG (Dipatiukur, Dago dan Ganesha) menjadi target pertama yang akan digarap Living Lab. Beberapa aspek masalah yang akan dibenahi, seperti ekonomi, pelayanan, dan infrastruktur.

"Hanya 30 persen dari UMKM di Kota Bandung yang sudah melakukan e-payment. Padahal potensinya besar. Nanti setelah coba disosialisasikan digitalisasi, kita lihat berapa persen peningkatan ekonominya," paparnya.

Baca Juga: Kimia Farma Berkomitmen untuk Mewujudkan Wajah Indonesia Bersinar

Selain itu, Living Lab ini melibatkan beragam stakeholder terkait. Para stakeholder ini akan diterjunkan langsung ke masyarakat untuk menyelesaikan masalah.

"Jadi, problemnya bukan dibawa ke lab, tapi kita menyediakan para ahlinya langsung ke wilayah tersebut. Makanya dinamakan Living Lab," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Sungkara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X