Forum Orangtua SBM ITB Sampaikan Kekhawatir Berubahnya Program Pendidikan Kepada Menteri

photo author
- Minggu, 3 April 2022 | 11:28 WIB
Dialog orang tua SBM ITB dengan Perwakilan Menteri Pendidikan bekum lama ini.
Dialog orang tua SBM ITB dengan Perwakilan Menteri Pendidikan bekum lama ini.

FOKUSSATU.ID - Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB, telah bertemu dengan Perwakilan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, pada Jumat (1/4/2022) di Gedung Kemendikbudristek.

SBM ITB diwakili oleh Ali Nurdin, Baginda Siahaan, Zainul Mufti, didampingi oleh Dr. Agung Wicaksono yang merupakan dosen praktisi di SBM ITB.

Kemendikbudristek diwakili oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi RI Prof. Ir. Nizam, yang didampingi oleh Direktur Kelembagaan Dikti Dr. Lukman dan Plt. Direktur BelMawa Dikti Dr. Ir. Kiki Yuliati.

Baca Juga: Ini Ruang Publik Baru di Kota Bandung yang Bisa Buat Curhat

Dalam pertemuan tersebut, Ali Nurdin menyampaikan bahwa permasalahan yang terjadi di SBM ITB belum selesai.

"Walaupun perkuliahan sudah berjalan, akan tetapi kondisi status quo sebagaimana diatur dengan PERATURAN REKTOR NO 178B/2022 tidak sepenuhnya diterapkan, dan hanya berlaku sampai dengan Juni 2022. Itupun terbatas hanya pada ketentuan mengenai renumerasi dosen," ujarnya seperti dilansir dari Humas SBM ITB.

Sementara masalah kekhawatiran orangtua terkait berubahnya kualitas pendidikan di SBM ITB belum terpecahkan. Hal itu terjadi karena postur pembiayaan pendidikan di SBM ITB sama dengan postur anggaran unifikasi, padahal keberadaan SBM ITB berbeda dengan F/S lainnya.

Baca Juga: Beauty Contest Provinsi Jabar 2022, Pemkot Bandung Bongkar Sejumlah Rahasia

Seperti alokasi biaya Alokasi Dana Operasional (ADO) pemeliharaan yang diharuskan oleh rektorat ITB sebesar 25%, padahal kebutuhan SBM ITB hanya 3,7% (standard AACSB 3.39%). Sisa alokasi anggarannya tidak bisa dipakai dalam operasional lainnya di SBM ITB.

Sedangkan untuk ADO Pendidikan alokasi anggarannya yang ditentukan Rektorat ITB hanya 32%, padahal kebutuhan SBM ITB 37%.

"Dampaknya beberapa program kegiatan menjadi hilang atau berkurang. Seperti misalnya anggaran Program International Visiting Lecturer turun sehingga terjadi penurunan visiting professor dari 6 orang long-visit masing-masing selama 4 bulan menjadi 4 orang, 11 orang short-visit turun menjadi 3 orang," kata Ali.

Program lainnya, mahasiswa S1 kelas International harusnya mendapat program pengembangan soft skill berupa dua pelatihan atau mentoring sebelum berangkat ke luar negeri.

Baca Juga: Tekan Harga Bahan Pokok, Pemkot Bandung Gelar Bazar Ramadan

Program tersebut didapatkan mahasiswa S1 kelas International angkatqn masuk 2019. Sementara, mahasiswa angkatan masuk 2020 dan 2021 tidak mendapatkan program pengembangan tersebut karena tidak ada anggarannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Teguh Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

JR Amazing Race 2025: Menapaki Jejak Sang Pencerah

Senin, 1 September 2025 | 16:17 WIB
X