BDS tercatat sebesar 33 miliar, sementara pada tahun 2024 melonjak menjadi 314 miliar, meningkat 839,02%. Laba bersih juga mengalami kenaikan signifikan dari 955 juta menjadi 9,7 miliar.
Pemeriksaan Aset dan Piutang
Data dari LHP BPK menunjukkan bahwa pada tahun 2024, PT. BDS memiliki aset lancar sebesar 131 miliar, meningkat drastis dari 16 miliar pada tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 97,35% atau sekitar 127,5 miliar merupakan piutang dagang.
Permintaan Penelusuran Mitra Bisnis
Risdal berharap APH dapat fokus mendalami hubungan bisnis PT. BDS dengan PT. Cahaya Frozen Raya (CFR). Ia menekankan pentingnya memeriksa keabsahan PO (Purchasing Order) yang diterbitkan CFR kepada BDS dengan nilai yang sangat besar.
Menelusuri Aliran Dana dan Distribusi
"APH harus menelusuri aliran distribusi barang dan dana yang sebenarnya. Ini penting untuk mengetahui penyebab PT. BDS tidak mampu membayar kepada para suppliernya," tambah Risdal.
Dengan demikian, APH dapat mengidentifikasi di mana uang ratusan miliar tersebut terjebak.
Desakan untuk Segera Menentukan Tersangka
Jamparing Institut mendesak APH, baik kepolisian maupun kejaksaan, untuk segera menentukan tersangka dalam kasus ini.
Risdal menegaskan pentingnya transparansi kepada publik mengenai siapa yang terlibat dalam kekisruhan di PT. BDS.
"Saya menaruh kepercayaan yang tinggi kepada APH untuk bekerja keras dan profesional dalam mengungkap kasus ini serta segera menentukan siapa saja yang terlibat untuk ditindak sesuai hukum yang berlaku," pungkasnya.***
Artikel Terkait
DPRD Kabupaten Bandung Serukan Penyelesaian Kasus PT BDS Secara Bijak
DPRD Kabupaten Bandung Didesak Bertanggung Jawab atas Kasus PT BDS
Terungkap! Dugaan Penipuan PT BDS: Kejari dan Polda Jabar Periksa 12 Saksi, Utang Capai Rp 100 M
Ketidakhadiran Dirut PT BDS Jadi Sorotan di Polda Jabar
Kejari Kabupaten Bandung Naikkan Kasus Korupsi Suplai Ayam Boneless PT BDS ke Penyidikan