PKS dan MUI Kritik Kebijakan Geser Hari Libur Maulid, Ini Penjelasannya

FOKUSSATU.ID - Sukses geser tanggal merah Tahun Baru Islam dari tanggal 10 Agustus menjadi 11 Agustus pemerintah ketagihan, kembali melakukan hal yang sama, di hari libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilokir dari 19 Oktober menjadi 20 Oktober 2021.

Kebijakan tersebut merupakan hasil keputusan bersama Menag, Menaker, dan Menpan RB.

Tertuang dalam keputusan Nomor 712, 1, dan 3 Tahun 2021 Tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menpan dan RB No 642, 4, dan 4 Tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama.

Baca Juga: BPOM Ingatkan Warga Tak Sembarangan Konsumsi Obat Tradisional

Dirjen Bimas Islam Prof. Kamaruddin Amin hal itu dilakukan dalam rangka antisipasi lonjakan Covid-19 saat liburan.

Dikatakan, pemindahan hari libur ini tidak mengubah apa pun terkait Hari Besar Islam, hari liburnya saja yang bergeser.

"Maulid Nabi Muhammad SAW tetap 12 Rabiul Awal," tandas Kamaruddin Amin, Sabtu (9 Oktober 2021).

Baca Juga: Kodam III Siliwangi Kunker ke Kph Bandung Utara, Ini yang Dilakukan

Majelis Ulama Indonesia mengkritik langkah pemerintah yang menggeser hari libur nasional keagamaan. Pandangan serupa juga disampaikan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Pada linimasa twitter Wakil Ketua Majelis Syuro PKS itu mengaku sudah pernah mengingatkan pemerintah terkait hal itu.

HNW menyebut ‘ketidakbijakan’ pemerintah atas pemindahan libur ini harus direvisi, baik Maulid Nabi maupun Natal.

Baca Juga: Webinar KNPI, Serangan Hacker, Konsolidasi Demokrasi dan Ancaman Sistem Informasi KPU

“Sudah saya suarakan. Dan saya mendukung agar “ketidakbijakan” yg dikeluarkan bulan Juni 2021 itu direvisi Pemerintah,krn meresahkan masyarakat, tak jelas alasannya, juga kondisi sekarang sudah jauh lebih baik," cuitnya di @hnurwahid, Minggu 10 Oktober 2021.

"Tapi tak benar hanya muslim saja yang kena,itu juga terhadap Natal dan tahun baru," lanjut Hidayat Nur Wahid.