Namun kata dia, diusahakan untuk lebih meminimalisir kerugian khususnya dari tingkat kematian ikan. Karena di usaha ini ada risiko, yakni kematian pada ikan apabila ikan yang datang kurang bagus.
"Ikan datang kurang bagus, sehari, dua hari mati. Ini berpengaruh, rugi. Untuk pasarnya, kalau gurami masuk ukuran restoran, hotel, kita tidak terlalu rugi karena masih stabil harganya. Tetapi kalau tidak masuk ukuran, terlalu kecil atau besar, kebanyakan diobral yang penting stok ikan mati tidak banyak, syukur-syukur masih jual modal," katanya.
Ia menambahkan, gurami untuk suplai pada industri pariwisata sendiri memiliki kriteria ukuran dan berat, dari 500 gram sampai satu kilogram. Per kilogram ikan gurami, ia hargai Rp50.000.
Selain gurami, UD. Mekarsari yang berlokasi di Kampung Babakan Indah, Kelurahan Harjasari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, menyediakan juga jenis ikan air tawar lainnya, seperti ikan nila merah dan hitam, patin, lele, mas dan bawal.
Dalam usahanya, ia juga tidak hanya melayani pembelian dalam bentuk partai, namun satuan atau eceran bagi konsumen yang datang langsung ke tempat penjualan.
Peluang usaha ini terbilang masih menjanjikan lantaran kebutuhan gurami di pasar cukup besar. Namun kata Ahmad, keuntungan dari usaha ikan konsumsi tidak terlalu besar. Bisa saja ambil besar, namun nanti akan berkaitan dengan persaingan harga. "Rata-rata paling 10 persen itu kotor. Bersihnya 5 persen," tandasnya.
Penulis: Haris
Artikel Terkait
6 Tahun Mandek, Jalan R3 Lanjut Dibangun
PTSL Berikan Kenyamanan Legalitas dan Keamanan Aset Kepemilikan Sertifikat Tanah Warga Kota Batu Bogor
Kemenhub Tata Kawasan Stasiun di Kota Bogor, Bangun Underpass dan Skybridge
Realisasi PAD Kota Bogor Capai 81 Persen, Retribusi PBG Anjlok
Simak Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kota Bogor Sabtu 19 November 2022