FOKUSSATU.ID - Ahmad Rahmasyah langsung beranjak dari tempat duduk setibanya truk di kediamannya. Ia lantas mengajak sejumlah orang untuk menurunkan tumpukan jerigen ukuran 50 liter di bak truk.
Satu per satu jerigen yang diturunkan secara estafet tersebut dijajar apik di lantai. Sejurus kemudian, satu per satu isi dari dalam jerigen dipilah dan dimasukan ke beberapa drum ukuran besar.
Aktivitas itu sudah menjadi rutinitas saat ikan gurami datang dari Jawa Timur. Proses tersebut adalah penyortiran gurami yang siap dikirim ke beberapa mitra usaha.
Baca Juga: Tolak Permenaker tentang Penetapan Upah 2023, Apindo Inginkan Pemberlakuan PP 36 Tahun 2021
Ahmad, di usianya yang masih muda, yakni 26 tahun sudah menggeluti usaha penjualan gurami empat tahun lalu yang diturunkan dari orangtuanya dengan nama UD. Mekarsari.
"Usaha ini turun temurun dari kakek yang mulai dirintis kurang lebih tahun 1996, saya sebagai generasi ketiga dari kakek, ke bapak, ke saya mulai meneruskan pada tahun 2018," ujar Ahmad, Jumat (18/11/2022).
Usaha ikan air tawar itu awalnya dari penyediaan ikan nila dan mas untuk kolam pemancingan. Namun semejak tahun 2010 disetop dan beralih untuk menyuplai gurami pada sektor pariwisata dan juga pasar tradisional.
Baca Juga: KPU Buka Pendaftaran PPK dan PPS di Kabupaten Kota, Ini Persyaratannya
"Iya karena melihat prospek gurami lebih besar dari hasil analisis pasar. Bogor ini kan daerah wisata, terus target market-nya restoran, hotel dan katering. Jadi rata-rata wisatawan makan di restoran itu paling diminati ikan gurami, yang kedua nila," katanya.
Dari usaha yang dijalaninya, ia kini telah dapat memenuhi kebutuhan gurami di beberapa restoran, hotel, katering dan juga pasar tradisional di wilayah Bogor hingga perbatasan Cianjur. Per harinya dikisaran empat kuintal gurami.
Namun ia mengakui untuk penjualan ikan bernama latin Osphronemus goramy ini dari sejak bulan Agustus lalu tengah merosot. Biasanya rata-rata bisa mencapai tujuh kuital per harinya. Ia mengatakan, penurunan itu dimungkinkan karena berkurangnya jumlah wisatawan pengaruh dari krisis global, ditambah isu resisi di tahun 2023.
Baca Juga: Berikut Jadwal dan Lokasi Operasi SIM Keliling Kota Pekanbaru Sabtu 19 November 2022
Bagi alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung ini intinya dalam menjalani setiap usaha harus tetap selalu bersyukur. Usaha seperti penjualan ikan gurami pastinya ada pasang surutnya.
"Dalam usaha tidak selalu untung atau selalu rugi. Jadi untung Alhamdulillah, rugi juga Alhamdulillah," tuturnya.