Kegigihan Jumpono dalam Budidaya Kopi Membuat BI Tertarik Beri Bantuan

photo author
- Jumat, 30 September 2022 | 09:12 WIB
Kelapa KPw BI Jabar Herawanto melihat mesin roaster kopi bantuan Bank Indonesia Jabar untuk Jumpono
Kelapa KPw BI Jabar Herawanto melihat mesin roaster kopi bantuan Bank Indonesia Jabar untuk Jumpono

FOKUSSATU.ID - Bank Indonesia khususnya perwakilan Jabar, terus mendorong kemandirian masyarakat dalam ekonomi. Memanfaatkan potensi yang ada bahkan ditengah keterbatasan.

Melalui program klaster pertanian kopi, Bank Indonesia Jabar pun melihat kegigihan seorang Jumpono, warga di Cibulao Hejo Desa Tugu Utara, Cipanas Bogor, menarik perhatian BI.

Melalui program klaster kopi, BI kemudian menjadikan Jumpono khususnya dan umumnya gabungan kelompok tani Cibulao Hejo sebagai mitra untuk menciptakan ketahanan ekonomi masyarakat pedesaan terpencil.

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Kota Bogor hari Jumat 30 September 2022

Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar Herawanto mengatakan bantuan diberikan karena melihat kegigihan Jumpono dan kelompok tani setempat untuk membudidayakan kopi di lahan tegakan milik Perhutani di kawasan Desa Sukatani Tugu Utara, Cipanas.

" Saya melihat, selain fungsi ekonomi, juga ini membantu tegakan lahan agar tidak longsor," ujar Herawanto.

BI diantaranya memberikan bantuan mesin pembakaran kopi untuk mengolahan produk akhir kopi hadil Cibulao Hejo.

Selain itu, kawasan perkebunan yang hijau dengan hamparan kebun teh serta adanya lokasi wisata air, danau titik nol KM Ciliwung, menjadikan kawasan ini latak menjadi lokasi wisata.

"Kami memberikan bantuan pembangunan vila disini, sebagai salah satu upaya meningkatkan penghasialn melalui wisata penginapan, semoga dalam dua bulan kedelan sudah selesai," ujar Hera.

Baca Juga: Dicekik Dan Dibanting Ke Lantai Berulang Lesti Laporkan Rizky Billiar Ke Polisi

Sementara itu Jumpono menyebutkan ia meneruskan budidaya kopi di Cibulao Hejo dari orangtua. Sejak kecil ia sudah menjadi buruh pemetik teh dan pencari kayu bakar di hutan Perhutani.

"Tahun 2007 hanya 10 orang yang bergabung untuk budidaya kopi di lahan tegakan. Lalu kemudian bertambah dan kini mencapai 300 orang dalam 68 gapoktan di lima kampung sini," jelasnya.

Lahan kawasan yang ditanami kopi sejak 2007 itu kini mencapai 600 ha lebih. Kopi ditanami disela tanaman keras dan tegakan lahan. Karena bukan budidaya khusus kopi, hanya memanfaatkan lahan tegakan, produksi kopi tidakterlalu banyak.

" Sekitar 800 kg per hektar per tahun, itu sudah lumayan menambah ekonomi anggota gapoktan," tuturnya.***(011)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Teguh Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X