Kejagung Periksa Banyak Saksi Kasus Dugaan Korupsi PT Pertamina, Salah Satunya Influencer Fitra Eri

photo author
- Jumat, 7 Maret 2025 | 14:11 WIB
Influencer otomotif Fitra Eri dipanggil Kejagung sebagai saksi kasus dugaan korupsi PT Pertamina
Influencer otomotif Fitra Eri dipanggil Kejagung sebagai saksi kasus dugaan korupsi PT Pertamina

FOKUSSATU.ID - Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mengusut kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina dan pihak terkait periode 2018-2023.

Dalam upaya mengungkap skandal ini, penyidik Kejagung memeriksa delapan saksi pada Rabu 5 Maret 2025, termasuk pegiat otomotif Fitra Eri.

Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap para saksi ini bertujuan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan perkara yang menyeret sembilan tersangka.

Baca Juga: Kabar Gembira, Kemenhub Buka Pendaftaran Mudik Gratis Lebaran 2025, Ini Jadwal dan Rutenya Via Jalur Darat

"Penyidik pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) memeriksa delapan saksi, termasuk FEP selaku influencer otomotif," ujar Harli dalam keterangannya di Jakarta.

Selain Fitra Eri, penyidik juga memeriksa pejabat teknis di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Pertamina.

Beberapa di antaranya adalah MP selaku Direktur Pembinaan Usaha Hilir Ditjen Migas Kementerian ESDM, ARH selaku Subkoordinator Harga BBM Ditjen Migas Kementerian ESDM, dan CMS selaku Koordinator Subsidi BBM dan Gas Bumi Ditjen Migas Kementerian ESDM.

Baca Juga: Hebohkan Indonesia! Ini 6 Skandal Korupsi PT Pertamina, dari Oplos BBM, Investasi Bodong, Hingga Penggelapan Dana Pensiun

Dari Pertamina, yang diperiksa termasuk AA selaku Manajer QMS, ESJ selaku Staf Analyst Planning PT Pertamina Hulu Rokan, serta ES selaku VP and Contracting PT Pertamina Hulu Rokan WK Rokan.

Dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan sembilan tersangka yang terdiri dari beberapa pejabat tinggi PT Pertamina dan pihak swasta yang diduga terlibat dalam manipulasi tata kelola BBM.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 Juncto Pasal 3 Juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 Juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Kejahatan ini disebut telah menyebabkan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun.

Baca Juga: Ini Alasan Wali Kota Bekasi Nginep di Hotel di Tengah Suasana Banjir yang Melanda Warganya

Kasus ini terus menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap sektor energi nasional.

Kejagung berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini demi memastikan tata kelola minyak mentah dan BBM di Indonesia berjalan dengan transparan dan bebas dari praktik korupsi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Asep Fokussatu

Tags

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X