Ia menyebut harga belalang dari pengepul cukup lumayan. Antara Rp50 ribu hingga Rp65 ribu per kg. Setelah digoreng berat bersih tentu menyusut hampir separuhnya. Sehingga perlu berhitung agar ada untung.
Belalang goreng dijual dalam kemasan pouch atau kemasan toples kue nastar. Per 100 gram dijual Rp30 ribu ditempat atau bisa lebih mahal jika dijual reseller di lapak online.
Jika melihat simeut goreng di lapak online banyak ditemui berbagai merek. Bukan hanya dari Majalengka namun juga dari Jateng.
Namun Nunik percaya diri, jika simeut goreng buatannya bisa bersaing karena rasanya yang nikmat. Untuk menggoreng belalang, bumbu yang digunakan memang cukup sederhana, yakni bawang putih, tumbar dan garam. Tapi tentu ada bumbu rahasianya. Untuk rasa pedas manis maka akan ditambahkan cabai.
Belalang harus dibersihkan terlebih dahulu dan kotoran yang ada di dalam tubuh belalang juga harus dibuang agar higienis dan aman dikonsumsi. Semua bagian belalang bisa dimakan termasuk bagian kepala dan kakinya.
UMKM Layak Dibiayai Bank
Kuliner ekstrem bagi sebagian orang ini sulit untuk menjaga kuntinuitas produksi karena sangat bergantung pada bahan baku. Padahal keberlangsungan produksi menjadi salah satu syarat agar produk lokal dapat diterima di pasar ritel.
Baca Juga: Capai 50 Persen, Revitalisasi Pasar Jambu Dua Siapkan 1.141 Kios dan Los
Selain itu pelaku UMKM khususnya kuliner tentunya memerlukan sertifikat halal atau keamanan dari BPOM. Pengelolaan manajemen produksi juga menjadi salah satu kendala UMKM kecil seperti halnya simeut goreng.
Jika belalang dapat diternakan tentunya hal itu bisa menjadi jalan keluar atas masalah bahan baku produksi. Jika ada modal dan memang bisa dilakukan kenapa tidak? Produksi belalang dapat diatur sesuai kebutuhan pesanan dan produksi pun dapat dijadwalkan agar tidak cepat kadaluarsa.
Kesulitan itu rupanya sampai ditelinga Bank Indonesia. Usaha unik dan mulai berkembang sebagai oleh-oleh khas dari Majalengka itu masuk dalam radar jenis usaha yang layak untuk dibiayai perbankan. Melalui penguatan potensi lokal yang pastinya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Usaha Simeut Mirasa kemudian masuk dalam profil UMKM di Bank Indonesia yang cukup potensial dibiayai oleh perbankan. Merupakan hasil survei yang dilakukan BI tahun 2023 ini.
Profiling oleh Bank Indonesia disebutkan jika Simeut Goreng Mirasa mampu meraup penjualan hingga hampir Rp 200 juta pertahun. Dengan aset hampir Rp350 juta, tentunya BI sangat yakin menawarkan kepada perbankan di Jabar untuk bekerjasama dengan Nunik.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Gunawan Erwin Gunawan Hutapea mengatakan UMKM potensial adalah merupakan usaha yang sedang tidak menerima kredit dari bank namun memerlukan kredit untuk pengembangan usaha.
Baca Juga: Bio Farma Raih Penghargaan Best Corporate Achievement on Halal Innovation
Artikel Terkait
World Bank Serahkan Kajian Kalayakan Pembangunan Pengelolaan Air Limbah Domestik Berbasis CWIS
Subsidi Motor Listrik Rp7 Juta. Bank Indonesia dan Pemprov Jabar Sosialisasi Lewat EV Fun Riding
Bank Indonesia Gelar Karya Kreatif Jawa Barat (KKJB) Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) Akhir Pekan Nanti
Momentum Pertumbuhan Positif, bank bjb memantapkan proses KUB di Tahun Ini