Ribuan Demonstran Tuntut Presiden Sri Lanka Mundur, Pengamat: Sri Lanka dan Indonesia Ada Sedikit Persamaan

photo author
- Selasa, 12 Juli 2022 | 16:53 WIB
Ribuan Demonstran Tuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa Mundur (Tangkapan Layar/ Twitter)
Ribuan Demonstran Tuntut Presiden Gotabaya Rajapaksa Mundur (Tangkapan Layar/ Twitter)

FOKUSSATU.ID - Krisis Ekonomi yang terjadi di Negara Sri Lanka membuat situasi tersebut makin memanas. Ribuan demonstran menuntut dan mengusir Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa untuk mundur dari kursi Presiden.

Negara Sri Lanka telah dinyatakan bangkrut akibat krisis berkepanjangan, Selama berbulan-bulan, negara yang berpenduduk 22 juta jiwa ini telah menderita kekurangan makanan, bahan bakar dan pemadaman listrik serta inflasi yang tinggi.

Hal tersebut menyusul setelah pemerintah Sri Lanka tersebut kehabisan mata uang asing untuk mengimpor barang-barangnya.

Baca Juga: Resmi Gugat Cerai dan Tidak Mau Rujuk Kembali Dengan Sule, Nathalie Holscher Pastikan Tidak Ada Orang Ketiga

Aksi Demonstran Negara Sri Lanka bisa terjadi di negara manapun termasuk Indonesia. Jika kehidupan rakyat menderita, kelaparan terjadi dimana-mana dan kemiskinan terus meningkat.

Pernyataan tersebut diungkapkan Jerry Massie, Pakar politik dari American Global University (AGU), kepada fokussatu.id via Telphone, Selasa, 12 July 2022.

Ia mengingatkan pemerintah Indonesia agar lebih hati-hati dalam membuat kebijakan yang mensejahterakan rakyat. Apalagi budaya, politik dan ekonomi antara Sri Langka dan Indonesia ada sedikit persamaan.

Baca Juga: Pengawal dan Sopir Dinas Baku Tembak Di Kediaman Petinggi Polri

Sebelum jatuh Sri Langka, lanjut dia, bisa dikatakan makmur seperti di Indonesia. Hal ini berbeda dengan Bangladesh yang jauh baik secara ekonomi dan politik dengan Indonesia.

“Kemiskinan, utang, pengangguran dan inflasi merupakan pemicu terjadi kerusuhan dalam sebuah negara. People power bisa saja terjadi di Indonesia jika pemerintahan Jokowi tak berpihak pada rakyat,” terangnya.

Ia menambahkan, Sri Lanka menyukai utang kepada China. Akibatnya, Sri Lanka menjadi negara defaul atau gagal membayar utang. Sehingga Sri Lanka menjadi negara bangkrut. Tercatat utang luar negeri Sri Lanka per akhir 2021 adalah US$ 50,72 miliar.

Baca Juga: Ganjar Bacakan 7 Rekomendasi Rakernas PDIP Mulai Dari Hak Prerogratif Ketum Hingga Penataan Sistem Politik

“Nah kejadian ini sama persis dengan Indonesia yang suka ngutang. Bayangkan utang kita sudah tembus Rp7000 triliun,” bebernya.

Saat ini pemerintah memasang target defisit APBN tahun 2022 sebesar Rp 840,2 triliun atau setara 4,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini lebih rendah dari perkiraan defisit sebelumnya yang sebesar Rp 868 triliun atau setara 4,85 persen dari PDB. Utang SBY dalam 10 tahun Rp1.3009 trillun tapi Jokowi hanya 4 tahun utangnya sampai Rp 1.809 triliun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fazar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Lebih 2000 Orang

Senin, 6 Februari 2023 | 22:55 WIB
X