FOKUSSATU.ID - Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati mengatakan, angka inflasi di Kota Bogor mengalami peningkatan pada November 2022 sebesar 0,02 persen dari bulan sebelumnya.
"Angka inflasi Kota Bogor bulan November ada di angka 5,96 persen atau naik 0,02 persen dari bulan Oktober yang angkanya di 5,94 persen," ujar Syarifah sesuai rapat koordinasi inflasi daerah yang digelar Kementerian Dalam Negeri secara virtual, Senin (14/11/2022).
Ia melanjutkan, angka inflasi 5,96 persen ini menempatkan Kota Bogor diposisi inflasi tertinggi ketiga di tingkat Jawa Barat setelah Kota Tasikmalaya di angka 6,57 persen dan Kota Depok 6,24 persen.
Baca Juga: Sambut KTT G20 Bali, Pos Indonesia Luncurkan Prangko Istimewa Seri G20
Tak hanya itu, sambungnya, angka inflasi Kota Bogor pun tercatat lebih tinggi dibanding angka inflasi Provinsi Jawa Barat dan nasional. "Angka inflasi di Jabar 5,93 persen dan inflasi nasional 5,71 persen, jadi masih tinggi angka inflasi Kota Bogor."
Kenaikan ini tentunya menjadi perhatian bersama Forkopimda, dinas terkait termasuk Badan Pusat Statistik (PBS) Kota Bogor. Sebab, berbagai langkah kebijakan dan arahan pengendalian inflasi dari pemerintah pusat telah dilakukan Kota Bogor.
Seperti disampaikan Sekda, mulai dari kerja sama dengan daerah lain, operasi pasar murah, inspeksi mendadak ke pasar hingga pemberian bantuan sosial berupa voucher bahan bakar minyak (BBM) kepada pengemudi ojek online dan sopir angkutan perkotaan yang terdampak dari kenaikan BBM.
Baca Juga: Wajah wajah 17 Pemimpin Negara G20 Yang Hadir di Bali
"Penyumbang inflasi terbesar kan karena kenaikan BBM, kami sudah intervensi dengan bantuan voucher BBM dan masyarakat juga semakin banyak yang memilih naik BisKita yang tarifnya nol rupiah (gratis) sebagai alat transportasi," kata Syarifah menambahkan.
Diakui Sekda, dua langkah tersebut nyatanya masih belum dapat mengendalikan inflasi di Kota Bogor. Mengingat di perhitungan BPS dua hal tersebut tidak memberikan pengaruh signifikan.
Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPS berkenaan apa saja yang menjadi variabel penting saat menghitung inflasi. "Jadi variabel yang paling menentukan akan sama dengan apa yang kita lakukan di dalam kebijakan pengendalian inflasi," ujarnya.
Baca Juga: Bongkar Jaringan Pemalsuan Uang, Polisi Bekuk Pembuat dan Pengedar
Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), terang Syarifah, pihaknya juga akan semakin intensif melakukan antisipasi dengan melakukan sidak ke pasar dan distributor untuk melihat apakah terjadi kenaikan yang jauh lebih dari harga eceran tertingginya atau tidak.
Hal yang dilakukan itu sesuai dengan arahan pemerintah pusat untuk mengecek harga di pasar dengan berpatokan pada Harga Eceran Tertinggi (HET).
Artikel Terkait
Cair, Pengemudi Ojol dan Sopir Angkot di Kota Bogor dapat Voucher BBM
Saat Anak-anak di Bantaran Sungai Dengarkan Cerita Ciliwung
Terekam CCTV, Aksi Geng Motor di Gerbang Perumda Tirta Pakuan Nekat Hancurkan Motor
Bima Arya Mengaku Banyak Terima Keluhan Warga soal Bantuan STB
Heboh Mayat dalam Peti Hidup Kembali, Ini Penjelasan Dirut RSUD Kota Bogor