Pertanyaan lain yang muncul, kata dia, diantaranya apakah relevan mempersoalkan peran penting generasi muda saat ini dalam perjalanan sejarah bangsa, ketika pemberitaan mengenai tawuran (perkelahian), penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, minuman keras, pengguguran kandungan, berbagai perbuatan pidana, mulai dari pencurian, pemerkosaan, sampai pembunuhan, yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa yang nota bene adalah generasi milenial banyak muncul di pemberitaan berbagai media?
Apa yang diharapkan oleh bangsa Indonesia saat ini kepada generasi milenialnya saat ini?
"Berbagai pertanyaan mungkin akan menyusul. Jawaban terhadap setiap pertanyaan tersebut mungkin juga pernah dijadikan beberapa topik seminar, lokakarya, maupun diskusi yang diselenggarakan oleh berbagai pihak," ujar dia.
Menurut Ono, generasi muda kaum milenial memiliki peran penting dalam perjalanan sejarah setiap bangsa di dunia.
Ia menambahkan di negara-negara yang dianggap sudah memiliki sistem demokrasi yang sudah matang dan perekonomian yang mapan pun, generasi muda memiliki peranan yang penting.
"Sejarah mencatat adanya fenomena flower generation (generasi bunga) yang merebak di negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Sejarah juga mencatat demonstrasi besar-besaran menentang perang Vietnam di Amerika Serikat yang dimotori oleh generasi muda," ungkapnya.
Menurut Ono, demonstrasi para kaum intelektual yang dilakukan di Perancis pada tahun-tahun 1960-an dan 1970-an juga dimotori oleh para kaum muda milenial pada jamannya.
Kemudian, lanjutnya, peristiwa Kongres Pemuda II pada tahun 1928 yang yang di pelopori kaum milenial pada saat itu yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda merupakan sebuah teks yang tidak dapat dilepaskan dari konteks politik, , sosial, dan budaya yang melingkupinya.
Karena itu, kata dia, ketika muncul pertanyaan akan seperti apakah peran generasi muda saat ini, maka dengan konteks situasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang saat ini ada, tentunya teks yang akan dihasilkan pun akan berbeda dengan apa yang telah dihasilkan pada 1928 dalam bentuk Sumpah Pemuda.
"Semangat persatuan untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang menjiwai kaum milenial di setiap jaman seperti milenial di tahun 1928 yang berhasil merumuskan satunya Bahasa dan bangsa , dan kaum milenial pada 1945, yang mampu melepaskan bangsa ini dari penjajahan," bebernya.
Ono menegaskan generasi milenial saat ini harus dapat menjawab berbagai persoalan bangsa saat ini.
Ia membeberkan persoalan kemiskinan, distribusi sumber daya ekonomi yang tidak merata, korupsi,penyalahgunaan narkoba, dan kebangaan terhadap budaya asing yang menjangkiti banyak kaum milenial saat ini, ini merupakan kondisi objektif yang memerlukan penyikapan subjektif yang tepat. Belum lagi ditambah dengan dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Semangat nasionalisme generasi muda saat ini harus dapat dimanifestaikan sebagai sebuah cara pandang dalam melakukan pemetaan posisi dan penyusunan rangkaian rencana untuk menjawab tantangan zaman saat ini.Melalui Milenial Talk, semoga bisa mendorong Kaum Milenial untuk bisa ikut serta membangun Bangsa dan Negara, membangun Jawa Barat yang jauh lebih baik lagi," pungkasnya.
Talkshow yang digelar secara daring ini dipandu oleh host Imam Haryo Pradigdo dan menampilkan sejumlah narasumber di antaranya
Tenya Nufa (Miss Glamour Look Intl Asia Pacific 2021), Iting Meledak (Seleb Tiktok) danShelsa Ekasara (Influencer Muda). ***
Artikel Terkait
Dipicu Pola Konvektifitas di Atmosfer Sejumlah Daerah Alami Hujan Es
PWI dan IKWI Kota Bandung Berikan Bantuan 200 Paket Alat Sekolah dan Makanan Untuk Anak Yatim
Kejagung Cekal Saksi Kasus Dugaan Korupsi Proyek Pengadaan SSOBT Kemenhan
Terima Kenyataan Pahit, Simak Ramalan Kartu Tarot Rabu 23 Februari 2022 Bagi 4 Zodiak Ini
Persalinan Caesar Aurel Hermansyah dan Resiko Panggul Sempit pada Proses Persalinan