FOKUSSATU.ID - Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Kota Bandung menggelar Kuliah Umum & Ruang Gagasan di Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung, Kamis (15/12/2022).
Kegiatan ini merupakan salah satu implementasi kerjasama yang sudah terjalin selama ini antara perguruan tinggi USB YPKP dan HIPMI Kota Bandung. Gelaran ini juga sekaligus sebagai bagian dari rangkaian menuju Musyawarah Cabang ke-X BPC HIPMI Kota Bandung.
Dengan mengusung tema 'Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dalam Menghadapi Resesi : Arah dan Kebijakan Ekonomi dan Tantangan Tahun 2023', menjadi pembahasan yang sangat relevan di dalam ruang akademisi, serta memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa terkait dengan isu ekonomi global dan nasional.
Baca Juga: Siapa Wasit di Final Piala Dunia Qatar 2022 ? Pernah Memimpin Pertandingan Prancis dan Argentina
Dalam sambutannya, Rektor USB YPKP Bandung, Dr. Didin Saepudin, SE., M.Si menyampaikan rasa terimakasihnya kepada pengurus HIPMI Kota Bandung karena dinilai sudah bersedia memberikan kuliah Umum bagi mahasiswa USB YPKP, serta dipilih menjadi tempat atau ruang gagasan bagi calon pengurus HIPMI BPC Kota Bandung.
Selaras dengan tema pembahasan yang diangkat pada kuliah umum kali ini, Rektor Didin Saepudin melihat adanya potensi di tahun 2023 sektor perekonomian dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi. Lonjakan inflasi yang tinggi, pengetatan likuiditas dan suku bunga yang tinggi, stagflasi, gejolak geopolitik, climate change, serta krisis yang terjadi pada sektor energi, pangan, dan finansial.
"Akibat dari kondisi ini juga telah menempatkan perekonomian global berada dalam pusaran badai yang sempurna, the perfect storm, sehingga mengakibatkan munculnya ancaman resesi global pada tahun 2023 nanti," ujar Rektor Didin Saepudin.
Baca Juga: Final Piala Dunia : Mbappe dan Messi Mengejar Torehan Rekor di Piala Dunia Sepanjang Masa
Sinyal pelemahan ekonomi global ini, kata Rektor Didin, juga tercermin dari kembali melambatnya Purchasing Managers’ Index (PMI) global yang berada di level kontraksi 48,8 pada bulan November 2022, setelah pada bulan sebelumnya tercatat pada 49,9.
"Banyak negara yang secara teknis telah memasuki level kontraksi sejak bulan Juli 2022 lalu," katanya.
Meskipun pada tahun 2023 ancaman badai resesi ekonomi global belum mereda. Menurutnya, ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik.
Baca Juga: Sebanyak 57 Kontainer Kayu Merbabu Ilegal Dimankan LHK di Pelabuhan Tanjung Perak
Data statistik dari Bank Indonesia per November 2022 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5 – 5,3 %, dan akan terus meningkat menjadi 4,7 – 5,5% pada Tahun 2024 didukung oleh konsumsi swasta, investasi dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
Dalam menjaga ketahanan perekonomian Indonesia yang selama ini telah dicapai, lanjut Rektor Didin, sinergi dan inovasi tentunya menjadi penting untuk menghadapi gejolak global.
Artikel Terkait
Motor Gede Indonesia Bodeta Meriahkan Acara Launcing Rest Area Tamansari Bogor
Hal-hal Menarik yang Terjadi pada Laga Semifinal Prancis vs Maroko
Sebanyak 57 Kontainer Kayu Merbabu Ilegal Dimankan LHK di Pelabuhan Tanjung Perak
Final Piala Dunia : Mbappe dan Messi Mengejar Torehan Rekor di Piala Dunia Sepanjang Masa
Siapa Wasit di Final Piala Dunia Qatar 2022 ? Pernah Memimpin Pertandingan Prancis dan Argentina