Penelitian tersebut adalah variasi genetik pada (1) wereng hijau Nephotettix virescens, (2) lebah Apis cerana dan (3) lebah hutan A. dorsata.
Adapun hasil penelitian variasi genetik gen COI wereng hijau Nephotettix virescens yang merupakan vektor virus tungro pada tanaman padi menunjukkan bahwa wereng ini memiliki variasi genetik (haplotipe) spesifik di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.
Sedangkan analisis kekerabatan menggunakan gen COI memperlihatkan populasi wereng hijau dari Sulawesi membentuk satu clade yang terpisah dengan wereng hijau dari daerah Paparan Sunda (Sumatera, Jawa).
"Dengan demikian, gen COI dapat digunakan untuk pemantauan persebaran populasi N. virescens sebagai serangga vektor virus tungro padi," katanya.
Di kesempatan yang sama, Profesor Budi Setiawan menyebutkan akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Inovasi Pengembangan Produk Pangan untuk Intervensi Gizi".
"Pada makalah orasi ini dibahas tentang inovasi pengembangan produk pangan untuk penanggulangan masalah gizi," kata Profesor Budi dalam paparannya.
Ia melanjutkan, kebutuhan gizi seseorang bisa berbeda tergantung umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, status gizi, serta kondisi fisiologis, dan kesehatan seseorang.
"Pangan yang meliputi makanan dan minuman merupakan sumber asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) maupun zat gizi mikro (vitamin, mineral, dan komponen fungsional lainnya)," tandasnya.
Artikel Terkait
PosIND Siap Tawarkan Layanan Pengiriman Kargo Haji 1445 H dari Tanah Suci
Keluarga Penentu Lahirnya Indonesia Emas, Pj Ketua TP PKK Sebut Harus Fokus Beri Pendampingan
Bey Machmudin Tegaskan Tak Ada Titipan pada PPDB 2024
Perumda Tirta Raharja Dapat Lagi Hibah dari Australia Rp10,2 Miliar untuk 2024