Cold Storage Perbaiki Pendapatan Nelayan di Desa Samudera

photo author
- Kamis, 8 Desember 2022 | 12:56 WIB
Nelayan Desa Samudra Kab. Garut menunjukan hasil tangkapannya.
Nelayan Desa Samudra Kab. Garut menunjukan hasil tangkapannya.

FOKUSSATU.ID - Bagi nelayan kecil, ketersediaan es balok sama pentingnya dengan ketersediaan solar. Saat melaut kedua barang itu wajib tersedia.

Jika tanpa solar, tentu saja kapal tidak bisa melaut. Sementara jika ranpa es balok, hasil tangkapan ikan dilaut akan membusuk. Padahal perlu waktu berhari-hari ditengah laut.

Sesampainya di darat, ikan juga harus segera dijual. Kecuali nelayan memiliki gudang penyimpanan yang juga memerlukan es balok. Kondisi ini umum dialami oleh nelayan kecil di wilayah Selatan Jabar.

Sehingga sesampainya di daratan, ikan harus segera dijual. Dengon kondisi tersebut, nelayan tidak memiliki kekuatan daya tawar yang baik. Semakin ditunda penjualan, ikan semakin busuk dan bakal tidak laku. Atau dijadikan ikan asin.

Baca Juga: TPID Kota Bogor Akan Gelar OPM Guna Antisipasi Inflasi Jelang Nataru 2023

Tetapi itu adalah cerita lalu yang sudah sekian tahun dialami para nelayan di Selatan Jabar, khususnya yang ada di Desa Samudra, Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.

Jois Harsa, Kepala Bumdes Motekar, Desa Samudera Jaya, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut menceritakan tentang perubahan nasib nelayan binaan Bumdes setelah memiliki gudang pendingin atau cold storage.

Menurutnya para nelayan mendapatkan manfaat berlipat ganda dari sebelumnya yang pemasarannya hanya mengandalkan pengepul dan teknik pengawetan tradisional.

“Perbandingan pendapatan setelah memanfaatkan cold storage bantuab dari PLN dan saat masih menggunakan teknik tradisional sangat jauh," jelasnya saat ditemui.

Mengggunakan daya listrik 13.200 VA untuk cold storage, tidak terlalu merisaukan nelayan untuk membayar tagihannya. Menurut Harsa, dengan gudang pendingin, ikan sellau segar sehingga harganya juga semakin baik.

Baca Juga: Mbappe Calon Peraih Sepatu Emas Piala Dunia Qatar 2022

"Pendapatan naik sampai tiga kalilipat, sehari bisa sampai Rp600 ribu. Sebulan untuk listrik sudah ter-cover. Apalagi dibayar secara gotong royong," jelasnya.

Dengan daya 13 200 VA, setiap bulan , Bumdes membayar tagihan sekitar dua juta rupiah.

Harsa menjelaskan, permasalahan nelayan di desanya dahulu yakni nelayan harus segera menjual hasil tangkapannya dan penampung lokal yang membeli hasil tangkapan nelayan skala kecil juga harus cepat-cepat menjual ikan yang ditampungnya karena semakin lama akan semakin banyak memakan biaya es.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Teguh Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X