Sarung dan Peci Warnai Peringatan Hari Santri 2022

photo author
- Sabtu, 22 Oktober 2022 | 20:23 WIB
Sarung dan Peci mewarnai peringatan Hari Santri 2022
Sarung dan Peci mewarnai peringatan Hari Santri 2022

FOKUSSATU.ID-Sarung dan Peci  mewarnai upacara peringatan Hari Santri tahun ini.

Sebab sarung dan peci adalah  aturan seragam upacara  bagi  peserta pria atau laki-laki. Sedangkan perempuan pakaiannya  menyesuaikan.

"Peserta upacara menggunakan sarung, atasan putih, berpeci hitam, bagi laki-laki, dan untuk perempuan dapat menyesuaikan," ujar  Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali di Jakarta.

Peringatan Hari Santri ini adalah  bentuk pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia terhadap peran besar umat Islam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Oleh karena itu, setiap tahun pada tanggal 22 Oktober selalu dilaksanakan upacara bendera untuk memperingati Hari Santri Nasional.

Sementara itu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para santri dan masyarakat Indonesia untuk terus mendoakan para pahlawan bangsa. Termasuk kiai dan ulama yang telah syahid dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kemaslahatan negeri ini.

Baca Juga: Kolaborasi Dirjen Dukcapil dan Kemenag, Pemkot Bogor, 32 Pasutri Nikah Masal Secara Negara

"Melalui momen Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama," ujarnya  dalam upacara Hari Santri di kantor Kementerian Agama, Jakarta  Sabtu (22/10/2022).

Selaku inspektur Upacara Peringatan Hari Santri, Menag mengatakan agar para santri juga menjaga martabat kemanusiaan.

"Doakan bangsa dan ulama, jaga martabat kemanusiaan. Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Amin," ujarnya.

Peringatan Hari Santri 2022 kali ini mengangkat tema "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan". Tema ini memberi pesan bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
Ketika Indonesia memanggil, Yaqut menyampaikan, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Dulu, dia menceritakan, ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga berperang melawan penjajah. Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara merdeka, santri juga tidak absen.

Menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung misalnya, mereka tidak gentar melawan musuh. Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy'ari membakar semangat pemuda Indonesia melawan Belanda. Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan. Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah.

Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, santri juga tidak absen. KH. Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan. Dia, bersama santri-santri, dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia.

Pascakemerdekaan Indonesia, santri juga lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arismen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X