FOKUSSATU.ID-Sarung dan Peci mewarnai upacara peringatan Hari Santri tahun ini.
Sebab sarung dan peci adalah aturan seragam upacara bagi peserta pria atau laki-laki. Sedangkan perempuan pakaiannya menyesuaikan.
"Peserta upacara menggunakan sarung, atasan putih, berpeci hitam, bagi laki-laki, dan untuk perempuan dapat menyesuaikan," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar Ali di Jakarta.
Peringatan Hari Santri ini adalah bentuk pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia terhadap peran besar umat Islam dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu, setiap tahun pada tanggal 22 Oktober selalu dilaksanakan upacara bendera untuk memperingati Hari Santri Nasional.
Sementara itu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para santri dan masyarakat Indonesia untuk terus mendoakan para pahlawan bangsa. Termasuk kiai dan ulama yang telah syahid dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kemaslahatan negeri ini.
Baca Juga: Kolaborasi Dirjen Dukcapil dan Kemenag, Pemkot Bogor, 32 Pasutri Nikah Masal Secara Negara
"Melalui momen Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama," ujarnya dalam upacara Hari Santri di kantor Kementerian Agama, Jakarta Sabtu (22/10/2022).
Selaku inspektur Upacara Peringatan Hari Santri, Menag mengatakan agar para santri juga menjaga martabat kemanusiaan.
"Doakan bangsa dan ulama, jaga martabat kemanusiaan. Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Amin," ujarnya.
Peringatan Hari Santri 2022 kali ini mengangkat tema "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan". Tema ini memberi pesan bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
Ketika Indonesia memanggil, Yaqut menyampaikan, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Dulu, dia menceritakan, ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga berperang melawan penjajah. Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara merdeka, santri juga tidak absen.
Menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung misalnya, mereka tidak gentar melawan musuh. Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy'ari membakar semangat pemuda Indonesia melawan Belanda. Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan. Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah.
Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka, santri juga tidak absen. KH. Wahid Hasyim, ayah KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan. Dia, bersama santri-santri, dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia.
Pascakemerdekaan Indonesia, santri juga lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.
Artikel Selanjutnya
Rolling Jabatan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Timbulkan Pertanyaan, Biasanya Paling Sedikit Tiga Tahun
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Artikel Terkait
Rolling Jabatan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat Timbulkan Pertanyaan, Biasanya Paling Sedikit Tiga Tahun
Usai Ganti Kepala Kanwilnya, Kemenag RI Rotasi 7 Pejabat Kanwil Kemenag Jabar, Waduh Ada Apa
Dana BOS Kemenag Akan Segera Dicairkan Kembali Untuk MTs dan MA, Simak Alur Pencairannya