FOKUSSATU.ID - Sebanyak 1.399.000 siswi SMA, SMK, dan Madrasah dari 5.653 sekolah se-Jawa Barat mengikuti gerakan minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara serentak.
Gerakan asupan tambah darah untuk mencegah anemia dan stunting itu tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai gebyar konsumsi TTD terbanyak se-Indonesia tahun 2022.
Gebyar TTD sekaligus kampanye gizi seimbang ini dibuka oleh Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang diikuti puluhan perwakilan siswi di Aula Barat Gedung Sate, Kamis (11/8/2022). Adapun 1,3 juta siswi lainnya mengikuti gebyar TTD secara virtual dari masing-masing sekolah.
Baca Juga: Tak Miliki Izin PKS, BBKSDA Jabar Sita Hasil Sadapan Getah Pinus di Kawasan Kareumbi
Wagub Jabar UU Ruzhanul Ulum menuturkan, remaja putri menjadi sasaran utama dalam gerakan tersebut dikarenakan sangat rentan terkena anemia. Selain itu, mereka juga harus disiapkan karena akan melahirkan generasi yang harus sehat tanpa stunting.
"Kenapa remaja putri jadi target utama dalam TTD ini karena risiko mengalami anemianya sangat rentan dan mudah sekali. Jadi jelas remaja putri harus sehat karena harus melahirkan generasi yang sehat pula," ucapnya.
Gebyar TTD dan kampanye gizi seimbang merupakan kolaborasi Pemda Provinsi Jabar dengan Kementerian Kesehatan RI yang didukung oleh Nutrition International.
Dalam kesempatan itu, dilakukan penandatanganan komitmen bersama antara Pemda Provinsi Jabar dan lintas sektor terkait penerapan gizi seimbang dan pemberian TTD remaja putri di Jabar selama tahun 2022.
Baca Juga: Resmikan Masjid Al Muqarrabin, Wali Kota Bandung Maksimalkan Visi Agamis
Ketua TP PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil yang turut hadir dalam acara tersebut berharap gerakan TTD dilakukan secara kontinu, sehingga angka 1,3 juta siswi minum TTD bisa terjaga jumlahnya.
"Harus rutin maksimal seminggu sekali tidak hanya sekarang agar kita bisa menjaga 1,3 juta siswi itu terus menerus terkendali," ujar Atalia.
Ia menyarankan agar setiap sekolah meluangkan waktu bagi siswi untuk minum TTD secara bersama-sama di aula sekolah maupun selepas upacara. Sebab, menurut Atalia, ada 30-40 persen siswi di Jabar menderita anemia. Ketika diberi obat penambah darah, mereka belum tentu mau meminumnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sambutan virtualnya mengatakan, pihaknya ditugaskan oleh Presiden RI untuk menurunkan angka stunting nasional dari 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2024.
"Terima kasih Jabar sudah terus mendorong program intervensi kesehatan untuk mengurangi stunting yang mana dampaknya diarahkan bagi remaja wanita sebelum melahirkan," kata Budi.
Artikel Terkait
BERIKUT Jadwal SIM Keliling Online Kota Pekanbaru Hari Jumat 12 Agustus 2022
Satpol PP Kota Bandung Gelar Operasi Yustisi, 12 Orang Terjaring
Pemkot Bandung Targetkan 2023 Ruas Jalan Utama Bebas Kabel Udara