FOKUSSATU.ID - Optimisme kinerja industri jasa keuangan di tahun 2022 akan semakin
membaik dengan didorong oleh stabilitas sektor keuangan yang terjaga, kebijakan pengawasan yang solid serta laju perekonomian yang mulai pulih dan bangkit dari dampak pandemi Covid-19.
Hingga Desember 2021, OJK mencatat stabilitas sektor keuangan nasional dalam kondisi terjaga dengan kinerja industri jasa keuangan yang terus membaik.
Penyaluran kredit Perbankan nasional sampai Desember 2021, tercatat naik sebesar 5,2% (yoy) atau membaik dibanding Desember 2020 yang minus 2,41%. Sementara itu, risiko kredit masih terjaga di bawah 5% dengan NPL gross 3,00% atau membaik dibanding 2020 sebesar 3,06%.
Baca Juga: Jadwal Bola Hari Ini, Jumat 28 Januari, Persik Kediri vs Bhayangkara FC dan Arema FC vs Persipura
Sementara kondisi Pasar Modal telah pulih kembali seperti pada level sebelum masa pandemi yang ditunjukkan dengan IHSG yang sudah mencapai 6.693 pada tanggal 14 Januari 2022. Angka ini jauh di atas IHSG pada masa pandemi Covid-19 dimulai pada 2 Maret 2020, yakni 5.361,25. Capaian
indeks ini merupakan peringkat ke-3 terbaik di Asia.
Stabilitas Industri Keuangan Non Bank nasional terjaga dengan baik, didukung oleh permodalan yang cukup kuat, hal ini ditandai dengan Risk Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa (539,8%) dan asuransi umum (327,3%), jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120%.
Sementara di Jawa Barat, Keplaa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indarto Budiwitono mengatakan stabilitas sistem keuangan Jawa Barat juga berada dalam kondisi terjaga.
Baca Juga: Cup of Excellence 2021, Kopi Asal Jabar Raih CEO Winer
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masyarakat oleh Perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 8,64% yoy. Seiring pertumbuhan DPK, penyaluran kredit/pembiayaan juga tumbuh positif sebesar
6,17% yoy.
Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko kredit perbankan di Jawa Barat masih pada level yang manageable dan membaik dari periode sebelumnya dengan indikator NonPerforming Loan (NPL) gross Desember 2021 sebesar 3,51% (Desember 2020: 3,90%).
Sementara dari penetrasi pasar modal di Jawa Barat, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat bertumbuh 115% menjadi sebanyak 1,5 juta atau 21,3% dari total SID Nasional dan menempati posisi pertama diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Baca Juga: Feng shui 28 Januari bagi Shio Ayam, Anjing dan Babi
Adapun transaksi saham per Desember 2021 mencapai Rp441 triliun atau sekitar 9,1% dari transaksi Nasional.
Adapun untuk tahun 2022, OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan secara nasional
pada kisaran 7,5 persen ± 1 persen (6,5 – 8,5 persen) dan Dana Pihak Ketiga tumbuh di rentang 10 persen ± 1 persen (9 – 11 persen).