Pasca Reformasi Banyak Politisi Sudah Diijon, Ramdansyah Gusur Ajak Lakukan Ini

photo author
- Jumat, 21 April 2023 | 03:01 WIB
Ketua Bidang Kepemiluan Majelis Nasional KAHMI 2022-2027, Ramdansyah saat diwawancarai wartawan. (Dokumen Pribadi/Facebook)
Ketua Bidang Kepemiluan Majelis Nasional KAHMI 2022-2027, Ramdansyah saat diwawancarai wartawan. (Dokumen Pribadi/Facebook)

FOKUSSATU.ID - Aktivis harus menjadi pengusaha, jangan hanya bercita-cita jadi politisi. Agar saat berkuasa, bisa memikirkan rakyat dengan baik dan benar, jangan sampai jadi boneka oligarki.

Ketua Bidang Kepemiluan Majelis Nasional KAHMI 2022-2027, Ramdansyah mengatakan hal tersebut di atas saat menjadi pembicara Tadarus Demokrasi yang digelar Rumah Muda Integritas secara online, Kamis (20/4/2023).

Saat membuka diskusi bertajuk Pemilu dan Korupsi, Pemilu dan Demokrasi Berintegritas, Ramdansyah mengatakan ke depan aktivis harus menjadi pengusaha, tidak hanya bercita-cita menjadi politisi.

Hal itu dikatakan, karena Ramdansyah gusar melihat Indonesia pasca reformasi. Mantan Panwaslu DKI Jakarta gelisah dengan kekuatan oligarki yang mencengkram calon pemimpin saat ini.

“Karena yang saya lihat hampir banyak politisi kita sudah di ijon sejak awal. Oleh oligarki, oleh kekuatan uang. Jadi bagaimana nasib bangsa kedepan tergantung yang punya uang,” ujar aktivis 98 tersebut tampak gelisah.

Baca Juga: Ajukan UHC Ditolak Oleh Puskesmas Panghegar Bandung Kini Istrinya Alami Keguguran

Sebagai seorang aktivis dan juga pernah menjabat Sekjen Partai Idaman, Ramdansyah berharap calon pemimpin kedepan benar-benar memikirkan rakyat. Tidak menjadi “boneka” oligarki.

Karena itu dalam acara Tadarus Demokrasi, Ramdansyah membeberkan hal-hal tentang idealisme. Yang diharapkan menambah khazanah pengetahuan para aktivis dalam acara tersebut. Serta mengingatkan mereka jangan pernah menjual idealismenya. Karena itulah ia mendorong para aktivis tersebut untuk menjadi pengusaha.

Ramdansyah juga membuka ruang dialog dalam Tadarus Demokrasi. Dengan melontarkan sejumlah pertanyaan. Seperti siapa sih yang berhak menjadi pemimpin?

“Mereka yang memiliki pengetahuan, dia tidak perlu pegang UU, tetapi dia adalah UU yang berjalan dan orang bisa bertanya kepadanya. Yang gimana sih seorang pemimpin yang ideal. Yang punya nilai filsuf. Pemimpin itu harus estetik. Atau yang punya pengetahuan yang cukup,” tanya Ramdansyah yang kemudian membeberkan alasannya.

Baca Juga: Lontong Sayur Padang Spesial Rumahan, Menu Sajian Simple Keluarga di Moment Lebaran

Namun tegas, Ramdansyah, pemimpinnya Itu harus punya nilai religiusitas.

“Kalau pemimpin tidak punya nilai religiusitas, akan terjebak pada materialistik,” jelas Ramdansyah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Arismen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X