FOKUSSATU.ID - Otoritas Jasa Keuangan OJK) terus mendorong upaya perluasan akses keuangan yang penting bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perekonomian daerah.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan selain inklusi keuangan, OJK juga menekankan pentingnya penguatan pelindungan konsumen khususnya dalam menghadapi maraknya penipuan dan aktivitas keuangan ilegal.
"Jawa Barat merupakan salah satu daerah dengan tingkat laporan tertinggi mengenai penipuan scam dan keuangan ilegal di Indonesia," ujarnya saat membuka Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2025 yang diselenggarakan Kantor OJK Jawa Barat bersama Pemprov Jawa Barat dan berbagai Lembaga Jasa Keuangan (LJK), dengan kegiatan “Pasar Keuangan Rakyat Jawa Barat: Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” di Bandung, Minggu.
Baca Juga: PLN UID Jawa Barat Sambungkan Listrik Gratis untuk 844 Keluarga Kurang Mampu di Momen HLN ke-80
Salah satu fungsi penting OJK adalah melindungi konsumen dan masyarakat. Saat ini, Jawa Barat termasuk daerah dengan laporan tertinggi terkait scam dan aktivitas keuangan ilegal.
"Karena itu, kami terus mendorong sinergi antara OJK, pemerintah daerah, dan pelaku industri jasa keuangan untuk meningkatkan literasi, memberikan edukasi, dan memastikan masyarakat menggunakan layanan keuangan yang legal dan diawasi OJK,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Friderica juga menyampaikan apresiasi terhadap berbagai capaian Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kabupaten/kota, dan pelaku industri jasa keuangan yang secara aktif mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan di daerah. Ia berharap upaya kolaboratif ini dapat terus berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Kantor OJK Provinsi Jawa Barat Darwisman menjelaskan bahwa Pasar Keuangan Rakyat Jawa Barat dirancang sebagai ruang temu antara masyarakat dan lembaga keuangan formal melalui pendekatan jemput bola di berbagai pusat kegiatan ekonomi warga, seperti pasar, kampus, pesantren, dan kawasan wisata.
Melalui kegiatan ini, OJK berupaya memperluas akses serta memperdalam pemahaman masyarakat terhadap layanan keuangan yang aman, terjangkau, dan sesuai kebutuhan.
Kegiatan melibatkan 41 Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang mengisi booth inklusi, mencakup sektor perbankan, pasar modal, asuransi, pembiayaan, penjaminan, pergadaian, serta Self-Regulatory Organization seperti Bursa Efek Indonesia, Kementerian/Lembaga, dan asosiasi. Selain itu, turut berpartisipasi 20 UMKM binaan PUJK yang menampilkan produk unggulan daerah.
Selama dua hari pelaksanaan, masyarakat disuguhkan berbagai kegiatan edukatif dan hiburan, antara lain pameran layanan keuangan, talkshow literasi dan klinik konsultasi keuangan, berbagai lomba (mewarnai, cerdas cermat, band, video kreatif, dan angklung bagi disabilitas), bazar produk UMKM, serta penampilan musik dari band lokal dan nasional.
Acara ini menarik 12.490 pengunjung secara langsung dan 221.519 secara daring. Selama kegiatan, tercatat pembukaan 730 rekening baru dengan total nilai Rp539,18 juta, serta transaksi sebesar Rp105,76 juta dari 20 booth UMKM binaan.
Sebagai bentuk kepedulian sosial, OJK juga membuka booth sembako murah yang menjual 600 paket minyak goreng 1 liter dan 100 paket beras 1 kilogram untuk membantu masyarakat sekitar.***(011)
Artikel Terkait
APINDO Sampaikan Usulan Skema Upah kepada Gubernur Jabar
Penggunaan QRIS Semakin Menyebar, BI Luncurkan QRIS TAP
Carut Marut Proyek PLTA Upper Cisokan KBB Menyimpan Segudang Persoalan
Di Balik Adu Argumen Menkeu Purbaya vs Dedi Mulyadi soal APBD di Bank, Ada Kekuatan Lain yang Disorot Helmy Yahya
Saat Tes DNA Mengubah Arah Cerita Kontroversi Ridwan Kamil vs Lisa Mariana, Akankah akan Berujung Bui?
PLN UID Jawa Barat Sambungkan Listrik Gratis untuk 844 Keluarga Kurang Mampu di Momen HLN ke-80