Baca Juga: Kerjasama KPU dan PWI, Siswa dan Siswi SMAN 1 Soreang Ikuti Sosialisasi Pilkada
Empat FGD Warnai Tepang Taun 2024
Selain Talkshow, turut diselenggarakan pula empat Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat topic diskusi mencakup peluang dan tantangan dalam penerapan standarisasi di sector manufaktur, serta solusi inovatif untuk mendukung efisiensi dan keberlanjutan industry hingga pengembangan jalur logistic ke IMC itu sendiri.
Keempat FGD pun mengangkat tema berbeda dan menghadirkan segenap stakeholder industry mulai dari Kementerian Perindustrian selaku penyelenggara, hingga instansi terkait seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Informatika dan Digital, Kementerian Kesehatan, BRIN, serta swasta seperti PT KAI, PT LEN, dan akademisi Universitas Pasundan. Peserta juga berkesempatan mengikuti sesi networking untuk berbagi pengalaman dan menjajaki potensi kerjasama bisnis antar mitra.
Dalam FGD pertama menyoal mengenai peluang jalur logistic melalui stasiun Plered. Tema FGD ini diangkat sebagai upaya dukungan B4T dengan misi besar pendirian IMC di purwakarta, terutama kaitannya dengan akses ke IMC melalui jalur logistic stasiun Plered
Kepala BBSPJIBBT, Junadi Marki dalam FGD tersebut menyampaikan pentingnya posisi IMC dalam perindustrian nasional, antara lain konsep pendirian IMC untuk melayani beberapa sector industry seperti Alat berat, Tekstil, Alat Kesehatan, Elektronika, dan lainnya.
“Dimana IMC sebagai pusat kolaborasi inovasi, pengembangan talenta, pengembangan manufaktur dan pemasaran jejaring kerjasama, akan menjadikan IMC sebagai integrator produk inovasi dan teknologi manufaktur dalam meningkatkan kapabilitas industry produk dalam negeri,” ungkap Junadi Marki.
Sedang FGD kedua menyoroti tentang “Peluang Pelatihan Teknis Refraktori dan Insulasi.” FGD ini bertujuan untuk membahas peluang pelatihan di bidang material refraktori dan isolasi di IMC Plered, dengan fokus pada pengembangan tenaga kerja kompeten dalam pemasangan refraktori serta penyusunan standar kompetensi kerja nasional (SKKNI) guna mendukung kebutuhan industri.
Adapun di FGD ketiga membahas mengenai tantangan dan peluang industry modul surya di Indonesia. Tema FGD ini merupakan upaya dukungan B4T dengan misi memperkuat kemampuan industry local dalam produksi panel surya guna mengurangi ketergantungan pada impor.
Dan untuk FGD keempat, mendiskusikan hal-hal mengenai Strategi dan Inovasi Fasilitasi Industri Kecil dan Menengah (IKM) Sorgum untuk Program Pangan dan Bioetanol. Sorgum sendiri memiliki potensi tinggi sebagai pangan lokal dan bahan bioetanol.
Karena itu, Sorgum diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan dan diversifikasi energy nasional. Namun, sejauh ini masih ada beberapa factor keterbatasan mulai dari infrastruktur, data lahan, serta sertifikasi pangan yang menjadi kendala. Bahkan FGD keempat ini juga mengangkat strategi pengembangan IKM berbasis sorgum sebagai sumber ketahanan pangan dan energy terbarukan. (*)
Artikel Terkait
Diduga Oknum BPN Kabupaten Bogor Ubah Kepemilikan Dokumen Tanah PBT dan NIB Milik H Dadang
Menanti Debut Eliano Reijnders. Apakah Diturunkan Saat Lawan Arab Saudi ?
Kerjasama KPU dan PWI, Siswa dan Siswi SMAN 1 Soreang Ikuti Sosialisasi Pilkada
Puncak Acara WJES, Nobatkan Tiga Paper Terbaik untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Jabar
Mitigasi Banjir, Erosi dan Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Budidaya Lebah Madu