Pengembangan Pariwisata Wilayah Jawa Barat Selatan lebih Lambat dari Wilayah Tengah Maupun Utara

photo author
- Minggu, 22 Agustus 2021 | 16:04 WIB
Menggagas Pariwisata Penuh Berkah (Oleh Siti Susanti, S.Pd./ Fokussatu.id)
Menggagas Pariwisata Penuh Berkah (Oleh Siti Susanti, S.Pd./ Fokussatu.id)

Adapun pemilik kebijakan, alih-alih melindungi masyarakat dari dampak buruk yang diakibatkan, seringkali malah membuat kebijakan yang seolah memberi karpet merah bagi para investor, meski mereka berlepas tangan dari dampak negatif yang ditimbulkan.

Berbeda dengan Islam, yang menjadikan keimanan sebagai asas dalam d kehidupan. Sehingga, rida Allah swt itulah sebagai goal dalam menjalani kehidupan. Sehingga, bukan sekedar melihat untung rugi secara materi.

Islam sebagai agama yang kafah (sempurna) memiliki seperangkat aturan, yang berasal dari Al-khaliq (pencipta manusia). Dari segi ini, melaksanakan aturan Islam pasti akan mengantarkan kebaikan. Begitupun sebaliknya, jika melanggar aturanNya hanya akan mengantarakan kepada kerusakan, sebagimana firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum 41:
" Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat tangan-tangan manusia"
Tafsir dari ayat ini, penyebab kerusakan di darat dan laut tidak lain adalah kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. (Tafsir Ibnu Katsir online).

Oleh karena itu, sektor pariwisata akan dikembangkan dalam rangka membawa masyarakat ke arah ketakwaan. Sehingga, wisata akan dijadikan paket syiar dakwah.

Bagi muslim, sektor wisata akan diarahkan untuk memperkuat keimanan mereka.Terkait alam semesta, Islam menjadikannya sebagai bukti kebesaran dan kekuasaan Pencipta. Melihat dan menikmatinya adalah dalam rangka memperkokoh keimanan sehingga akan mendorong untuk semakin menaatiNya. Banyak ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan hal ini, diantaranya firman Allah SWT:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal". (Q.S. Ali-Imran 190)

Adapun bagi non muslim, akan diarahkan untuk mengajak mereka beriman kepada Pencipta alam semesta. Hal ini dilakukan tanpa paksaan namun dengan jalan berfikir. Destinasi alam yang indah akan dijadikan objeknya, sehingga akan lebih menyentuh baik secara perasaan maupun pemikiran mereka.

Berbasis syiar dakwah ini, seluruh aktivitas pariwisata akan dijalankan. Mulai dari tour guide, pertunjukan-pertunjukan, tempat penginapan dan berbagai macam hal yang terkait dengannya. Dengan demikian, hal yang bertentangan seperti kesyirikan, prostitusi, dan miras akan dilarang.

Disinilah peran strategis pemimpin masyarakat dalam menjaga rakyatnya dari berbagai hal yang membahayakan, dan membawa rakyat ke arah kebaikan. Inilah peran pemimpin rakyat yang digariskan Islam sebagaimana sabda Nabi SAW:
"Imam adalah ra'in (pengelola urusan) masyarakat"
Pengelolaan urusan rakyat wujudnya berupa pencegahan segala bentuk keburukan dan kemudaratan agar tidak menimpa rakyat. Selain itu mewujud dengan menghilangkan segala bentuk kemudaratan, kezaliman, keburukan, dan kerusakan dari tengah rakyat.

Dengan menjalankan beberapa prinsip ini, sektor pariwisata akan membawa keberkahan tidak hanya bagi masyarakat sekitar namun juga bagi masyarakat seluruhnya. Inilah janji Allah SWT bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa sebagaimana firmanNya:
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri percaya dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa karena perbuatannya." (Q.S. Al-a'raf 96)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Rekomendasi

Terkini

X