Kota Bandung Antisipasi Peredaran Narkoba Jenis Baru

photo author
- Kamis, 16 Desember 2021 | 20:35 WIB
Kota Bandung antisipasi peredaran narkoba jenis baru (hms bdg)
Kota Bandung antisipasi peredaran narkoba jenis baru (hms bdg)

FOKUSSATU.ID – Tim Terpadu Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GNPN) Kota Bandung menggelar diskusi untuk merumuskan strategi memerangi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) yang jenis barunya terus bermunculan.

Guna membahas strategi preventif hingga reaktif terhadap bahaya narkoba dilibatkan sejumlah elemen mulai dari pemerintah, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bandung, Kepolisian, akademisi, serta ahli farmasi.

"Prinsipnya sesuai Permendagri 12 tahun 2019 bahwa di Kota Bandung sudah ada Perda nomor 5 tahun 2021 tentang keterlibatan pemerintah bekerja sama dengan seluruh stakeholder masyarakat untuk menangani bahaya narkoba," ucap Bambang Sukardi, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Kamis, 16 Desember 2021.

Baca Juga: Kota Bandung Siap Laksanakan Vaksinasi Usia 6 Sampai 11 Tahun

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, sambung Bambang, menggunakan pendekatan kemasyarakatan melalui program Kampung Tangguh Bersih Narkoba (Bersinar). Namun dalam rangka pencegahan bahaya Narkoba tetap memerlukan formulasi tambahan agar bisa menjangkau ke level lingkungan keluarga.

"Pak Wali Kota sudah mengeluarkan surat keputusan ada 23 Kampung Bersinar, mudah-mudahan nanti biasa ada di 151 kelurahan, tahun kemarin baru 8 kelurahan. Ini menandakan keseriusan tim P4GN Kota Bandung dan jajaran lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung, Deni Yus Danial menuturkan, penguatan strategi demand reduction (pengurangan permintaan) dan supply reduction (pengurangan pasokan) diperlukan untuk mengantisipasi narkoba jenis baru yang kini tengah marak di seluruh dunia.

"Mengantisipasi perkembangan narkotika jenis baru yang saat ini viral. Di sejumlah kota besar di dunia, opiat sintetis telah merupakan epidemik di negaranya," cetus Deni.

Deni menuturkan upaya yang lebih komprehensif ukan hanya penetrasi difokuskan pada masyarakat. Namun, pembaharuan wawasan di internal tim terpadu P4GNPN juga harus menjadi perhatian agar tak ketinggalan oleh para produsen narkoba sintetis.

"Mengntisipasi dengan pengetahuan zat. Kami dari P4GN harus mengetahui bagaimana zat adiktif yang berkembang. Untuk itu kita hadirkan dari farmasi ITB agar paham jenis tersebut untuk mencegah penyalahgunaan dan peredaran," jelasnya.

Dosen Sekolah Farmasi ITB, Dr. rer. apt. Rahmana Kartasasmita, mengungkapkan saat ini tengah beredar di masyarakat sintetik opioid dari golongan fentanyl yang efeknya 150 kali lipat dari morfin.

Baca Juga: Tuntut Benahi Kabinet Indonesia Maju, Puluhan Massa dari Bapor Japati Longmarch Menuju Istana Negara

Rahmana menyebutkan, dari regulasi terbaru dalam Permenkes Nomor 4 Tahun 2021 saja sudah tambahan 35 zat turunan fentanyl yang masuk dalam kategori narkoba golongan 1.

"Golongan satu ini maknanya adalah narkotika yang tidak boleh digunakan pengobatan. Memiliki efek ketergantungan sangat kuat dan membahayakan, setara dengan canabis," kata Rahmana.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Asep Fokussatu

Sumber: Humas Kota Bandung

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X