Jadi Rujukan Organisasi Ketahanan Pangan Internasional, Kota Bandung Dorong Program Buruan SAE

photo author
- Minggu, 14 November 2021 | 23:29 WIB
Kota Bandung kembangkan program Buruan SAE (Hms bdg)
Kota Bandung kembangkan program Buruan SAE (Hms bdg)

FOKUSSATU.ID – Konsep Buruan Sehat Alami Ekonomis (Buruan SAE) kembali menjadi rujukan permodelan urban farming. Kali ini, organisasi internasional, Rikolto yang tengah menggarap program ketahanan pangan di Indonesia sengaja datang ke Kota Bandung untuk melihat Buruan SAE.

Rombongan Rikolto diterima langsung oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial. Selain berdiskusi, Oded juga mengajak rombongan yang terdiri dari perwakilan dari Bali, Solo, dan Depok melihat pengaplikasian Buruan SAE yang terintegrasi dengan Kurangi Pisahkan Manfaatkan (Kang Pisman) di Pendopo Kota Bandung.

Oded menuturkan, konsep Buruan SAE muncul atas keprihatinannya terhadap kondisi pangan di Indonesia, khususnya Kota Bandung.

Baca Juga: Satpol PP Kota Bandung Luncurkan Mobil Penyuluhan dan Tipiring

Menurutnya, ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar daerah, bahkan impor cukup miris jika menilik pada kondisi alam Indonesia yang subur.

"Indonesia dianugerahi menjadi negeri sangat subur makmur. Hampir segala macam tumbuh di Indonesia, saking suburnya. Tapi saya prihatin setelah di atas 70 tahun, ketan saja kita ada yang impor. Garam, sayuran,  buah-buahan juga impor," ucap Oded di Pendopo Kota Bandung, Sabtu, 13 November 2021.

Terlebih, saat Oded melihat kultur perkotaan yang memang tidak begitu dekat dengan konsep perkebunan, ini harus mendapat perhatian khusus. Mengingat terbatasnya lahan untuk bisa mengaktivasi kebun.

"Ketika mendapat amanah, saya berpikir kalau sebuah kota yang terbatas lahannya kemudian mampu menghadirkan ketahanan pangan itu baru istimewa. Kalau wilayah kabupaten yang punya banyak lahan itu biasa-biasa saja," ujarnya.

Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Oded menilai pelaksanaan konsep berkebun di perkotaan menjadi semakin penting. Sehingga Ia terus memperkuat Buruan SAE untuk membangun ketahanan pangan. Minimal untuk memenuhi level rumah tangga.

Baca Juga: Timbulkan Pro dan Kontra, Ternyata Ini Isi Permendikbud Ristek Nomor 30 Tahun 2021

"Ketika pandemi, apabila sampai lockdown ini tidak bisa kemana-mana. Bisa jadi pasokan tidak masuk Kota Bandung. Kalau pasokan ini berhenti kita bisa kelaparan," tegasnya.

Lebih lanjut, Oded menuturkan, konsep Kang Pisman ini menjadi saling dukung dengan Buruan SAE. Yakni sekaligus menjadi solusi untuk persoalan sampah yang menjadi masalah utama perkotaan.

"Pengolahan sampah paling efektif itu di hulu, bukan di hilir. Artinya dari warga. Karena paling mahal biaya pengolahan sampah itu pada biaya operasional dan tiping fee. Kalau desentralisasi selesai, minimal di TPS memotong efisiensi," ulasnya.

Sementara itu, Regional Direcktor Rikolto Indonesia, Nonie S. sangat bersyukur bisa datang ke Kota Bandung untuk melihat langsung konsep Buruan SAE.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Asep Fokussatu

Sumber: Humas Kota Bandung

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X