75 Warga Bukitduri yang Digusur Ahok, Dijanjiin Surga oleh Anies, Ini Penjelasannya

photo author
- Sabtu, 9 Oktober 2021 | 23:51 WIB
Puluhan warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu 28 September 2016 melakukan aksi menolak penggusuran yang akan dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.  (Dokumentasi Istimewa)
Puluhan warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu 28 September 2016 melakukan aksi menolak penggusuran yang akan dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (Dokumentasi Istimewa)

Sarjoko memastikan, secara umum bangunan tetap dalam bentuk rusun. Namun dengan desain yang baik akan mendorong terciptanya interaksi antar warga seperti dalam kehidupan bermasyarakat di kampung.

Baca Juga: Pilpres 2024, Airlangga Hartarto Dikawinkan Dengan Ganjar Pranowo, Ini Jawabannya

Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menyambut positif pembangunan rusun tersebut. Artinya, Pemprov DKI mendengarkan aspirasi masyarakat korban penggusuran yang mengharapkan relokasi ke tempat baru.

“Tadinya mereka sebagian menolak untuk dapat hunian. Sekarang masalah ini bisa diselesaikan,” ungkap Gilbert.

Gilbert menampik warga bersedia menerima hunian karena tuntutan mereka mendapatkan ganti rugi tidak terealisasi. Menurutnya, jika warga menerima ganti rugi berupa materi malahan merugikan.

Baca Juga: Kementerian Agama Larang Pawai Maulid

“Nilai materi yang dulu mereka tuntut tentu sudah menyusut dibandingkan nilai hunian,” jelas anggota Komisi B DPRD DKI tersebut.

Kasus tersebut, menurut Gilbert, menjadi masukan bagi Pemprov DKI. Ternyata, warga korban gusuran lebih membutuhkan hunian daripada ganti rugi.

Perwakilan warga korban penggusuran Bukit Duri, Sandyawan Sumardi mengungkapkan, sejak digusur pada 2016, sebanyak 75 Kepala Keluarga bekas warga Bukit Duri belum mempunyai tempat tinggal tetap. Sebagian besar dari mereka hidup menumpang di rumah sanak saudara.

Baca Juga: Erick Thohir Kaget, Masjid As Shidiq Bandung Siram Tanaman Buruan SAE Pake HP

Menurutnya, dengan memiliki tempat tinggal tetap, warga merasa mendapatkan perlakukan pantas dari Pemerintah. “Kami ingin diperlakukan sama dengan warga lainnya. Hidup bermartabat, setara, dan merdeka,” imbuhnya. ***

conten creator jurnalis : gus

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Rekomendasi

Terkini

X