Bukan Preman Kaleng Kaleng, Oknum Anggota DPRD Tangerang Intimidasi Pekerja Interior

photo author
- Minggu, 26 September 2021 | 15:51 WIB
Luka yang dialami korban J usai dianiaya oknum anggota dewan
Luka yang dialami korban J usai dianiaya oknum anggota dewan

FOKUSSATU.ID - J, korban pengeroyokan di rumahnya sendiri dengan blak-blakan mengatakan telah dianiaya hingga mengalami pendarahan hebat. Uniknya setelah itu, terduga pengeroyok memaksa korban tandatangani perdamaian bermaterai.

Inisial, terduga pengeroyok E --oknum DPRD Kota Tangerang, dan P (sopir) beberapa tahun sebelumnya pernah jadi wakil rakyat juga tapi dipecat gegara narkoba.

Setelah mendengar pertimbangan dari beberapa saudara --atau orang yang dituakan di keluarganya, J selanjutnya melaporkan kasus yang dialaminya pada Minggu 19 September 2021 ke Polres Metro Tangerang Kota. Laporannya hari Senin 20 September 2021.

Laporan J tertuang dalam bukti tanda laporan bernomor : LP/B/1034/IX/SPKT/Polres Metro Tangerang Kota/Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Punya Tiga Prinsip Ukhuwah, Wapres Minta NU Ambil Peran Global

J menjelaskan Minggu sekitar pukul 21.00 WIB E dan P datang ke rumahnya, saat itu J tengah menerima tahu di lantai dua rumahnya. Dapat laporan dari pekerjanya karena ada tamu di bawah, korban turun dan menyalami tamunya tetapi tangannya ditepis.

"Nggak usah salam-salam," kata J mengingat apa yang dikatakan perempuan berinisial E.

Saat itu, kata J, dia belum tahu apa yang membuat tamunya berbuat demikian, sampai akhirnya E bicara.

"Sini HP (handphone)," kata J mengingat-ingat apa yang dikatakan E.

"Nggak mau saya, direbut HP, dirampas HP saya, tapi nggak dapet," katanya.

Baca Juga: Ternyata Sebelum Masuk RS PON, Tukul Arwana Dibawa ke sini

"Tiba-tiba datang P (sopirnya), ninju saya. Sementara ibu (E) melepaskan HP saya, sambil pegangin baju, bagian dada saya. Sambil dorong-dorong saya, sampai mepet kemeja.

"Bang P (sopirnya) narik senjata api, langsung ditariknya. Dikokangnya, trus melompat kemeja, dimana meja saya tersandar itu. Dikatupnya leher saya. Trus dia pukulkan senpi itu ke kepala saya, sebelah kiri. Setelah itu sopirnya turun dan bilang saya bukan preman kaleng-kaleng," jelas J mengingat apa yang dikatakan P.

"Baju kaos saya yang warna hitam, saya tarik untuk menutupi darah saya, yang cukup banyak darah saya, untuk nutup supaya darahnya jangan banyak mengalir, tapi ibu itu (E) mendorong terus baju saya sampai baju saya robek. Dalam konsisi bertelanjang saya, karena dirobek ibu, belah dua," kata J.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X