Pesta Rakyat 17 Agustus di Bukit Pupay, Meriahnya Kebersamaan Pemimpin dengan Warga

photo author
- Jumat, 18 Agustus 2023 | 22:19 WIB
Tradisi kemeriahan memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
Tradisi kemeriahan memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

FOKUSSATU.ID - Pesta Rakyat dalam memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 yang digelar di Bukit Pupay, Kampung Ciranjang, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor, berlangsung meriah.

Pesta rakyat yang dihadiri Wali Kota Bogor, Bima Arya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso, Dandim 0606/Kota Bogor, Kolonel Inf. Fikri Ferdian, Dandenpom III/1 Bogor, Letnan Kolonel Cpm Anggun Hendryantoro serta kepala organisasi perangkat daerah Kota Bogor merupakan wujud dari kedekatan pemimpin, pejabat dengan warga.

"Jadi setiap tanggal 17 Agustus sore, kami semua turun bersama sama warga. Di tengah warga kami ingin kemeriahan 17 agustus ini tidak hanya dirasakan di pusat kota, tidak hanya bisa dilihat di tv, tidak hanya tentang kemegahan tapi kemeriahan sampai ke pelosok. Kami ingin semua dari kami tidak ada jarak dengan warga," kata Bima Arya, Kamis (17/8/2023).

Baca Juga: Polisi Cokok Tiga Pengedar Obat Terlarang di Kota Bogor, Ribuan Butir Disita

Kehadiran warga yang menyaksikan pesta rakyat dan mengikuti perlombaan membuat suasana meriah. Terlebih suasana kian tambah semarak saat Wali Kota Bogor, Bima Arya dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kota Bogor berlomba bersama tarik tambang, balap karung, dan pukul bantal di atas kolam.

Dengan adanya perlombaan ini kata Bima Arya, warga dalam setahun sekali boleh memukuli wali kota dengan bantal melalui lomba pukul bantal, setahun sekali warga juga bisa menceburkan wali kota melalui lomba itu.

Menurutnya, pesta rakyat ini bukan tentang kemewahan, namun kebersamaan yang harus terus dijaga. Ia mengakui gebuk bantal atau pukul bantal menjadi lomba yang berkesan bagi dirinya. Karena ia ingin melihat seberapa besar keberanian warga.

Baca Juga: 5 Tahun Ridwan Kamil Berhasil Angkat Status Desa di Jabar

"Saya tahu warga nggak enak tapi di sisi lain mereka pasti memanfaatkan momentum bisa mukul (melalui lomba gebuk bantal) wali kota pakai bantal, kedua selalu seru lihat panjat pinang karena ini masalah strategi, karena melihat, mengamati strategi mereka selalu seru," katanya.

Untuk tarik tambang Bima Arya yang satu tim dengan Forkompinda mengaku menyerah. Hal itu terbukti ketika Forkompinda mengikuti perlombaan tarik tambang bersama warga di sesi pertama mengalami kekalahan dan di sesi kedua Forkompinda bisa meraih kemenangan.

Namun saat akan menentukan pemenang pada sesi 3 Bima Arya dan Forkompinda mengangkat tangan.

Baca Juga: Momen Gubernur Ridwan Kamil Jadi Inspektur Upacara HUT RI Terakhir Kali. Ucap Pamit

"Ya, kalau tarik tambang kita ngaku kalah deh, semua (warga) berotot tanpa lemak semua, kekuatannya melebihi kita, kita sadar diri kita ngalah," kata Bima Arya sambil tertawa.

Ia pun berharap tradisi ini bisa terus dijalankan oleh pejabat wali kota ke depan ataupun orang yang akan memimpin Kota Bogor selanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Sungkara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X