DPRD Kabupaten Bandung : Budidaya Kakao Bakal Jadi Potensi Sumber PAD

photo author
- Jumat, 7 Maret 2025 | 08:44 WIB
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, M. Akhiri Hailuki
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, M. Akhiri Hailuki

FOKUSSATU.ID, SOREANG - Komisi B DPRD Kabupaten Bandung sangat mengapresiasi inisiatif Konsorsium Kakao Kabupaten Bandung yang membahas potensi dan pengembangan budidaya kakao sebagai salah satu komoditas unggulan daerah.

“Jadi tadi, Konsorsium Kakao datang untuk beraudensi dengan kami di Komisi B untuk membahas terkait konservasi lingkungan sekaligus potensi dan pengembangan di sector perkebunan dan kami sangat menyambut baik hal ini,”ujar Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung, M. Akhiri Hailuki Kamis, (6/3/2025)

Di sektor perkebunan, kata Hailuki mengakuinya bahwa pihaknya belum memasukkan kakao sebagai produk unggulan Kabupaten Bandung. Hal ini diperlukan kajian akademisi dahulu.

“Untuk langkah awal, Kami DPRD akan mendorong dinas terkait untuk menyusun peta jalan budidaya kakao. Selain itu, DPRD juga menekankan pentingnya kajian akademis bersama para pemangku kepentingan guna memastikan kelayakan kakao sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD),”tutur Hailuki.

Baca Juga: Terima Aduan Jual Paksa Whiteboard Dari Kepala Sekolah, DPRD Kabupaten Bandung Angkat Bicara

Disinggung mengenai nilai komoditas, Hailuki memaparkan bahwa kakao dinilai memiliki potensi yang lebih tinggi dibandingkan kopi, meskipun tetap memiliki risiko yang perlu diperhitungkan. Dalam perhitungan awal, potensi ekonomi kakao di Kabupaten Bandung terbilang menjanjikan.

"Dengan investasi sekitar Rp1 triliun, dalam kurun waktu tiga tahun, kakao ini diprediksi dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp3 triliun. Pasalnya, hal ini didukung oleh tingginya konsumsi cokelat, baik di pasar domestik maupun internasional," kata Hailuki.

Perlu diketahui, Kakao sangat diminati di Malaysia, India, China, dan beberapa negara lain. Di Sulawesi Tengah, hampir semua kabupaten menjadikan kakao sebagai komoditas unggulan, dan hasilnya terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: 'Ngeyel' Tetap Kunker di Tengah Imbauan Efisiensi Anggaran, Jamparing Institut Soroti Studi Banding Anggota DPRD Kabupaten Bandung

Sementara, Kabupaten Bandung memiliki keunggulan geografis yang mendukung budidaya kakao, karena tanaman ini tidak memerlukan ketinggian tertentu seperti kopi. Selain itu, keberadaan pabrik cokelat terbesar di Dayeuhkolot menjadi keuntungan tersendiri dalam rantai pasok industri kakao.

Melihat keberhasilan pengembangan kopi di Kabupaten Bandung, Hailuki optimis bahwa kakao juga dapat menjadi komoditas unggulan baru. Namun perlu diperkuat kajian akademis dan membuka peluang investasi guna memastikan keberlanjutan pengembangan kakao sebagai sumber daya ekonomi daerah.

"Oleh karena itu, komunikasi yang intensif melalui konsep pentahelix—melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media diharapkan dapat terus dilakukan agar pengembangan kakao tidak hanya berhenti sebagai wacana," pungkas Hailuki.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kusnadi Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X