Kongres Ekonomi Umat II 2021 Soroti Ketimpangan Ekonomi Masyarakat Lapisan Bawah

photo author
- Sabtu, 11 Desember 2021 | 22:38 WIB
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas (Majelis Ulama Indonesia)
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas (Majelis Ulama Indonesia)

FOKUSSATU.ID - Wakil Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Anwar Abbas tegaskan pelaksanaan Kongres Ekonomi Umat II 2021 akan soroti berbagai hal, salah satunya ketimpangan ekonomi yang terjadi pada masyarakat lapisan bawah.

"Masyarakat yang berada pada level usaha mikro dan ultra mikro tampak belum begitu terjamah terutama oleh dunia perbankan, sehingga kesenjangan sosial di tengah masyarakat semakin terjal," ujar Anwar Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/12).

Abbas menyoroti indeks gini ekonomi yang berada pada angka 0,39 dan dalam bidang pertanahan di angka 0,59. Padahal jumlah usaha besar hanya 0,01 persen, dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 5.550 dengan total aset di atas Rp10 miliar.

Baca Juga: Hadapi Libur Nataru, Menhub Instruksikan Pengetatan Prokes dan Ramp Check

Sementara usaha menengah sebanyak 0,09 persen dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 60.702 dengan total aset lebih dari Rp500 juta, dan usaha kecil jumlahnya hanya 1,22 persen dengan jumlah pelaku sebanyak 783.132 dengan total aset di atas Rp50 juta.

"Jadi total mereka yang sudah terperhatikan oleh pemerintah dan dunia perbankan adalah hanya sekitar 1,32 persen atau 849.334 pelaku usaha. Sementara jumlah UMKM besarnya adalah 98,68 persen dan itu boleh dikatakan belum diurus dengan baik," kata Abbas dikutip Antara.

Menurut dia, jika kondisi itu terjadi maka akan menimbulkan kesenjangan sosial. Maka dari itu, MUI mengusulkan agar pemerintah memiliki langkah afirmatif bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.

Baca Juga: Artis BJ Ditangkap Polisi Karena Narkoba, Warganet Menduga Duga Siapa Yang Dimaksud

"Ini penting dilakukan agar bentuk dari struktur dunia usaha bertransformasi dari bentuk piramid menjadi belah ketupat, yang mana jumlah pelaku usaha menengah ke atas cukup dua persen, menengah ke bawah tiga persen, dan menengah sebanyak 95 persen," kata dia.

Sementara itu, Wakil Sekjen MUI Muhammad Azrul Tanjung mendorong agar jangan sampai terjadi intoleransi di dalam bidang ekonomi. Umat Islam yang mayoritas di Indonesia justru menjadi minoritas dalam hal ekonomi.

"Jangan sampai umat Islam selalu berada pada posisi menengah ke bawah. Untuk itu perlu upaya bersama agar dapat meningkat levelnya menjadi menengah bahkan naik tingkat menjadi usaha besar," dia.

Baca Juga: PPKM Level 3 Batal, Begini Syarat Perjalanan Saat Nataru

Melalui Kongres Ekonomi Umat ini, MUI beserta ormas Islam lainnya memiliki komitmen untuk membangkitkan ekonomi umat.

Azrul berharap jangan ada lagi anggapan bahwa umat Islam itu selalu di bawah dalam hal ekonomi dan semuanya harus mempunyai kesempatan yang sama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X