Napoleon Vs Kace, TPAI Bilang Banyak Kejanggalan, Ini Penjelasannya

photo author
- Jumat, 8 Oktober 2021 | 15:44 WIB
Ahmad Yani, anggota TPAI, dalam jumpa pers di Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/10). (Istimewa)
Ahmad Yani, anggota TPAI, dalam jumpa pers di Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/10). (Istimewa)

FOKUSSATU.ID - Tim pengacara Irjen Pol Napoleon Bonaparte yang tergabung dalam Tim Pembela Aqidah Islam (TPAI), membantah kalau kliennya itu memukuli tersangka penistaan agama Islam Muhammad Kosman alias Muhammad Kace alias Muhammad Kece di Rutan Salemba, dan melumurinya dengan tinja.

“Kami sudah bicara dengannya kemarin. Dia menceritakan semuanya dari A sampai Z, tapi kami tidak bisa beberkan di sini, tapi nanti kalau kasus ini sampai persidangan kami sampaika,” kata Ahmad Yani, anggota TPAI, dalam jumpa pers di Matraman, Jakarta Timur, Kamis (7/10).

Meski demikian praktisi hukum yang juga mantan anggota DPR ini mengatakan, apa yang dikatakan polisi bahwa Napoleon menghajar Kace sampai babak belur dan melumurinya dengan tinja, itu tidak berdasarkan penjelasan Napoleon kepada TPAI.

Baca Juga: 173 Ribu Guru Honorer Jadi PPPK, 183.587 Formasi Masih Kosong

“Justru kalau tak ada Pak Napoleon, habis dia, karena selain pelaku perkosaan dan pencabulan anak-anak, tindak pidana yang paling dibenci para narapidana adalah penistaan agama. Makanya dulu, Ahok dipindahkan ke Rutan Mako Brimob di Depok, Jawa Barat,” imbuhnya.

Sekilas, Yani memaparkan kronologi terjadinya penganiayaan pada Agustus 2021 itu, tak lama setelah Kace dijebloskan ke Rutan Bareskrim setelah ditangkap di Bali pada 25 Agustus 2021.

Kata dia, ketika Kace alias Kece dijebloskan ke Rutan Bareskrim Polri, dia sudah diincar oleh para Napi lain di Rutan itu.

Baca Juga: Diduga Otak Dibalik Virus Corona, Ilmuwan Desak Presiden EHA Peter Daszak Dipecat

Untuk meredakan suasana, Napoleon memanggil Kace dan meminta penjelasan mengapa dia menistakan agama Islam dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyembah jin, dan lain-lain. Kace menjawab dengan arogan, dan meski dijelaskan oleh Napoleon bahwa itu tidak benar, Kace tetap pada pernyataan dan sikapnya yang arogan itu.

“Akhirnya Pak Napoleon memanggil Ustad dari FPI yang juga dipenjara di Rutan Bareskrim, yakni Maman Suryadi, dan Maman diminta untuk menjelaskan bahwa yang dikatakan Kace tak benar. Maman memberikan penjelasan dengan panjang lebar tentang Islam, Nabi Muhammad SAW, Allah SWT, dan Al Qur’an, tapi Kace tetap pada sikap dan pernyataannya,” sambung Yani.

Dari sinilah, tegas pengacara yang juga politisi itu, penganiayaan berawal.

Baca Juga: Dorce Gamalama Tak Sadarkan Diri di ICU, Jika Ada Kesalahan Tolong Dimaafkan

“Tapi sekali lagi saya katakan, klien kami mengatakan kalau dia tidak menganiaya Kace. Justru kalau tidak ada Pak Napoleon, habis dia,” kata Yani lagi.

Ia mengkonfirmasi pernyataannya itu dengan pernyataan Kace dalam surat permintaan maaf yang dibuat Kace pada 2 September 2021.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wisnu Fokussatu

Tags

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X