FOKUSSATU.ID - Pemerintah didorong untuk lebih gencar mengkampanyekan manfaat vaksin Covid-19 agar semakin banyak orang bersedia divaksin. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh seseorang tentang manfaat vaksin, semakin terdorong orang tersebut untuk divaksin.
Hal itu terungkap dari hasil riset dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bersama University of Malaya dan Universitas Syah Kuala dalam International Joint Research Grant SBM ITB.
Riset tersebut dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara daring kepada 311 responden.
Baca Juga: Pariwisata Tahun Depan Bisa Bangkit, Asalkan Vaksin Selesai Tahun ini
Taufik Faturahman, dosen SBM ITB sebagai Ketua Tim Riset mengatakan, berdasarkan hasil riset, faktor manfaat yang didapat dari vaksin menjadi faktor penting dalam keputusan seseorang untuk divaksin.
Oleh karena itu, pemerintah perlu semakin mengkampanyekan manfaat vaksin Covid-19. Manfaat paling besar dari vaksin yakni bisa terhindar dari Covid-19.
"Faktor manfaat vaksin bisa dimunculkan dalam kampanye pemerintah dengan menggunakan kata 'berguna', 'membantu', 'memproteksi' atau kata-kata lain yang mengindikasikan vaksin bermanfaat bagi masyarakat," ucap Taufik, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga: Catet, Ini Pendaftaran Vaksinasi Massal bagi Pelajar
Selain itu, faktor kemudahan dan kenyamanan dalam mendapatkan vaksin juga berpengaruh dalam mendorong orang untuk divaksin. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan vaksin Covid-19 mudah diakses masyarakat.
Distribusi vaksin yang merata dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan vaksin. Sementara itu, faktor religiusitas tidak berpengaruh signifikan dalam keputusan seseorang mau divaksin.
Riset ini juga menghasilkan data terkait kelompok masyarakat mana yang lebih menerima vaksin. Semakin tua usia responden, diatas 45 tahun, semakin rendah penerimaan responden terhadap vaksin. Responden berusia 18 hingga 24 tahun lebih menerima vaksin dibanding responden berusia 25 hingga 44 tahun dan responden berusia lebih dari 45 tahun.
Baca Juga: Berikut Update Daftar Jadwal dan Lokasi Vaksin Gratis di Kota Bandung
Responden yang bekerja sebagai pegawai dan pengusaha memiliki sikap penerimaan vaksin yang lebih rendah dibandingkan kelompok muda, termasuk siswa.
Selain itu, dari riset ini diketahui, responden yang belum menikah bersikap lebih menerima vaksin dibandingkan yang sudah menikah. Riset ini juga membagi responden berdasarkan pendapatannya.