FOKUSSATU.ID - DPR RI mengunjungi PT Len Industri yang berkantor pusat di Bandung untuk melihat perkembangan BUMN itu dalam pengembangan sektor energi. Komisi VII DPR RI dipimpin oleh Eddy Soeparno melakukan kunjungan kerja spesifik ke PT Len Industri (Persero) di Bandung pada Kamis (09/09/2021).
Kunjungan juga dihadiri oleh Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier dan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.
Program kunjungan dan diskusi interaktif dilakukan untuk melihat secara langsung kinerja dan perkembangan PT Len Industri dan untuk mengetahui berbagai persoalan dan masalah yang dihadapi baik di sektor energy maupun sektor perindustrian.
G⁶Baca Juga: Ronalde Resmi Teken Kontrak di Manchester United
“Banyak yang kami serap di sini, khususnya dari aspek kemajuan teknologi yang sudah bisa dilaksanakan oleh PT Len untuk memenuhi berbagai kebutuhan terutama untuk pertahanan, pengembangan solar panel sehingga nanti bisa mengembangkan PLTS lebih banyak lagi dengan kandungan dalam negeri yang lebih tinggi," ujar Edi.
Menurut Direktur Utama PT Len Industri, Bobby Rasyidin, strategi pengembangan industri manufaktur solar cell yang tepat adalah dengan memperhitungkan kesiapan ekosistem industri di dalam negeri, komponen yang bisa cepat diproduksi, serta cost (produksi) yang kompetitif.
Kemudian ditambah kerjasama dengan produsen besar dunia yang sudah proven, sehingga bisa menurunkan harga penjualan panel surya.
Baca Juga: Bupati Bogor Minta Pemerintah Pusat Kaji Secara Komprehensif Aturan Ganji Genap Kawasan Puncak
Hal tersebut ia utarakan setelah melakukan studi perkembangan industri tenaga surya di negara-negara besar seperti China, Jepang, Jerman dan Amerika.
“Hinga akhir tahun 2020, kapasitas nasional PLTS terpasang masih kurang 200 MWp. Dari jumlah tersebut, PT Len Industri berserta anak perusahaan, PT SEI, telah berkontribusi memasang sistem tenaga surya sebesar 42,6 MWp, atau sekitar 24% dari total terpasang,” jelas Bobby dalam sambutannya.
Pencapaian ini masih sangat jauh dari target 2025 kapasitas PLTS terpasang sebesar 6,5 GWp atau Bauran Energi Primer 23% EBT.
Baca Juga: MotoGP , Quartararo Akui Sirkuit Aragon Trek Yang Buruk Baginya
Secara nasional, kapasitas produksi modul surya di Indonesia sebesar 560 MWp/tahun dari 12 perusahaan yang terdaftar di APAMSI (Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia), dengan tingkat penyerapan di pasar yang masih sangat rendah.
Kementerian BUMN dalam mendukung perkembangan EBT di Indonesia, antara lain telah pengeluaran SK yang berkaitan langsung dengan Len Industri dan BUMN lain (Pertamina dan PLN) berupa pembentukan tim percepatan pengembangan dan pemanfaatan energi surya, maupun persiapan JV Manufaktur Solar Cell dan JV Developer.