FOKUSSATU.ID - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebutkan sekitar 73 ribu pekerja telah kehilangan penghasilan akibat duli PHK.
Jumlah itu terjadi selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2022. PHK kemungkinan masih akan terus terjadi jika kondisi krisis ekonomi masih belum pulih.
Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan PHK itu belum termasuk angka dari perusahaan yang tidak tergabung dalam Apindo. BPJS sendiri telah mencatat adanya ratusan ribu pekerja yang telah mengajukan klaim JHT.
Baca Juga: Diduga Ngebut di Komplek Perumahan, Rizky Billar Kena Semprot Tetangganya
"Angka PHK tersebut dikhawatirkan akan terus naik, karena terjadinya pengurangan order baik di textile, garment, maupun sepatu di tahun depan, " jelasnya saat mengadakan pertemuan dengan pengusaha lintas sektoral di Bandung, belum lama ini.
Dengan kondisi ekonomi terutama daya beli pekerja yang belum baik, ia mengimbau para penguasa tidak melakukan PHK lebih lanjut. Berharap ada win win solution antara pengusaha dan pekerja agar iklim industri di Indonesia tetap terjaga.
"Bisa menggunakan sistem pengurangan jam kerja dengan membayar upah sesuai jam kerja. Dengan demikian akan menjadi win – win solution baik untuk pengusaha dan pekerja. Nanti tidak ada PHK meskipun penghasilan berkurang," jelas Ning.
Baca Juga: Kota Kembang di Hiasi Tumpukan Sampah, Pemkot Bandung Diminta Bersikap
Solusi tersebut setelah adanya keluhan pengusaha terkait turunnya pesanan dari pembeli yang sudah menandatangani perjanjian. Sehingga omset perusahaan pun berkurang.
Jika order berkurang dan memilih PHK, perusahaan akan lebih merugi karena aset karyawan yang terlatih akan hilang. Nantinya akan butuh waktu lagi untuk melakukan pelatihan jika bisnis kembali membaik dan memerlukan tambahan pekerja.
" Informasinya, hampir separuh orderan dipangkas. Industri padat karya tentunya terguncang. Perlu solusi terbaik. Sebisa mungkin menghindari PHK lebih jauh, mungkin dengan selang seling hari masuk, mengurangi jam kerja dan lainnya," katanya. ***(011)