nasional

PERHATIAN ! Puncak Subvarian Omicron BA 4 dan BA 5 Diprediksi Terjadi Bulan Juli

Kamis, 23 Juni 2022 | 05:48 WIB
Omicron

FOKUSSATU.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut peningkatan kasus COVID-19 diprediksi terjadi hanya sampai Juli 2022. Setelah itu kurva pandemi diprediksi melandai.

Prediksi puncaknya di bulan Juli menurutnya berdasar hitungan ilmu dan para ahli dan setelah Juli nanti turun lagi.

"Maka kuncinya adalah protokol kesehatan dan vaksinasi," ujar gubernur dalam siarannpers nya.

Baca Juga: Indosat Fokus pada Pengembangan Talenta Digital Indonesia di AVPN Global Conference - G20 2022

Menurut Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, peningkatan kasus baru COVID-19 di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat semakin menegaskan bahwa virus ini tak akan hilang sebagaimana strain utamanya sudah ada sejak ratusan tahun. Varian baru akan datang dan pergi dengan pola serupa.

"Hal begini akan mengiringi, makanya dari awal kita sampaikan COVID-19 tidak akan hilang sama sekali akan datang dan pergi dengan pola sama," ujarnya.

Saat ini, kasus COVID-19 khususnya di Pulau Jawa meningkat seiring kemunculan subvarian omicron BA.4 dan BA.5 Di Jabar per 21 Juni 2022 total kasus aktif COVID-19 mencapai 1.820 orang atau meningkat 199 orang.

Kang Emil mengungkapkan, penyebaran kasus masih didominasi di wilayah Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), dan Kota Bandung yakni sebanyak 88 persen dari total seluruh wilayah.

Baca Juga: Apindo Jabar Perkuat Kerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi

Namun demikian, peningkatan kasus ini masih dalam rentang kendali. Indikatornya adalah tingkat keterisian rumah sakit oleh pasien COVID-19 (BOR) di Jabar saat ini masih di angka 1 persen.

BOR Jabar yanng rendah ditunjang cakupan vaksinasi yang tinggi. Kang Emil menyebut target 37 juta warga Jabar yang harus divaksin sudah tercapai. "Jabar dosis 1 dan 2 sudah mendekati 100 persen, terus dosis 3 sudah 30 persenan, menandakan mayoritas dari 37 juta itu sudah tercapai," sebut Kang Emil.

Angka fatalitas Jabar juga terbilang rendah dibanding Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Padahal populasi Jabar hampir 50 juta jiwa atau terbesar se-Indonesia.

"Jadi orang Jabar kalau diperbandingkan fatalitasnya komorbidnya lebih sedikit, lebih sehat. Jumlah kasus konfirmasi banyak, kedua setelah Jakarta, yang meninggal hanya setengah Jatim dan Jateng," tuturnya. ***(011)

Tags

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB