nasional

Dedi Mulyadi Kuliahi Arteria Dahlan Soal Nasionalisme

Kamis, 20 Januari 2022 | 13:07 WIB
Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi (dpr)

 

FOKUSSATU.ID – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi merespon pernyataan Arteria Dahlan terkait permintaanya ke Jaksa Agung untuk memecat Kejati yang menggunakan bahasa Sunda saat rapat. 

Politisi Partai Golkar ini memberi penjelasan soal persatuan yang harus dikedepankan di negara ini. 

Dirinya menilai, pemahaman nasionalisme yang jakartasentris malah melahirkan egoisme intelektual dan struktural. 

Baca Juga: Bahasa Sunda Diusik, Kang Mus si Preman Pensiun Turun Tangan Minta Kirimkan Guru untuk Ajarkan Arteria Dahlan

Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi, mengatakan, seseorang yang memahami diri sendiri sebagai penguasa Jakarta dan menguasai jagat Indonesia, telah mendorong pemahaman keliru. Seolah-olah orang tersebut paling paham mengenai Indonesia, namun justru sebaliknya.

"Ucapan Bang Arteria Dahlan adalah ucapan akademisi dan politisi yang besar di Jakarta dan bisa memahami ruang lingkup pembangunan bersifat elitis sehingga kurang menyelami kebudayaan Indonesia dan tidak mengerti peradaban setiap daerah," kata Kang Dedi dalam keterangan tertulis dikutip iNewsJabar.id.

Menggunakan bahasa daerah, ujar Dedi, merupakan upaya masyarakat dalam menjaga keberagaman. Sebab bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan. Karena bahasa persatuan, maka ada bahasa daerah yang dipersatukan.

"Manakala bahasa daerah hilang, tidak ada lagi yang dipersatukan. Untuk itu menggunakan bahasa Indonesia tidak berarti kita melupakan bahasa daerah. Menggunakan bahasa daerah bukan berarti kita kehilangan nasionalisme dalam hidup," ujar mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.

"Tetapi sesungguhnya justru dengan menggunakan bahasa daerah di sebuah daerah yang menjadi kebudayaannya adalah nasionalisme sebenarnya," tutur Kang Dedi Mulyadi.

Kang Dedi menyontohkan hal yang kurang tepat adalah saat orang Sunda menggunakan bahasa Sunda kepada masyarakat Papua di Papua. Atau orang Jawa berbicara bahasa Jawa kepada masyarakat Minang.

"Yang tepat itu orang Sunda datang ke Papua bisa bahasa dan memahami masyarakat Papua. Atau orang Sunda ke Jawa, bisa berbahasa dan memahami bahasa Jawa atau sebaliknya," ucapnya.

Baca Juga: Kang Emil Minta Arteria Dahlan Segera Minta Maaf Kepada Warga Sunda, Arteria Dahlan Berikan Klarifikasinya

Bagi Kang Dedi, semangat toleransi adalah semangat memahami perbedaan. Sehingga, setiap orang bisa memahami keberagaman yang ada di Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB