Di Sumatera Jutaan Jiwa Mengungsi, STC Indonesia Distribusikan 500 Paket Hunian dan Sembako

photo author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 20:15 WIB
Banjir dan longsor di Sumatera Menyebabkan Dampak Kemanusiaan yang Mengkhawatirkan. BNPB Mencatat Tiga Juta Jiwa Terdampak, Ratusan Meninggal dan Ratusan Lainnya Masih Dinyatakan Hilang. (Foto STC Indonesia) (STC Indonesia)
Banjir dan longsor di Sumatera Menyebabkan Dampak Kemanusiaan yang Mengkhawatirkan. BNPB Mencatat Tiga Juta Jiwa Terdampak, Ratusan Meninggal dan Ratusan Lainnya Masih Dinyatakan Hilang. (Foto STC Indonesia) (STC Indonesia)

FOKUSSATU.ID - Banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan dampak kemanusiaan yang semakin mengkhawatirkan. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 2 Desember 2025 mencatat 3,2 juta jiwa terdampak, 1,1 juta jiwa mengungsi, 659 orang meninggal dunia, dan 475 orang masih hilang. Ribuan anak menjadi kelompok paling rentan dalam situasi ini, kehilangan tempat tinggal, terisolasi, dan memiliki keterbatasan akses ke bantuan dasar.

Save the Children (STC) Indonesia telah memobilisasi tim untuk menjangkau wilayah yang paling sulit diakses, termasuk Kabupaten Langkat, Aceh Tamiang dan Nias Selatan. Dari lapangan, tim melaporkan masih banyak akses jalan terputus, wilayah terendam, serta sejumlah desa yang terisolasi karena longsor dan tingginya permukaan air.

Baca Juga: Viking Pusat Laporkan Adimas Firdaus Resbob ke Polda Jabar Atas Ucapan Rasis di Media Sosial

“Satu satunya cara agar kami  bisa menembus Aceh Tamiang adalah melewati jalur laut, perlu sekitar hampir 5 jam untuk menyebrang dari Besitang, Kab. Langkat sampai di Aceh Tamiang. Pelabuhan sangat padat hari ini karena semua bantuan menuju Aceh Tamiang hanya bisa melewati jalur ini,” ungkap Muhammad Hatma, Team Leader Respon Save the Children Indonesia. 

Di beberapa lokasi, masyarakat sempat menunda evakuasi karena mengira banjir yang datang adalah banjir tahunan seperti yang biasa terjadi setiap musim hujan. Namun dalam hitungan jam, air datang jauh lebih cepat dan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak warga, terutama anak-anak, terjebak di dalam rumah, tidak sempat menyelamatkan barang, dan terpaksa mengungsi mendadak dalam kondisi minim persiapan, bahkan beberapa diantara mereka masih belum dapat dievakuasi.

Baca Juga: Akademisi : Abaikan SE Gubernur Jabar jika Menabrak Aturan yang Lebih Tinggi

Save the Children telah mendistribusikan 500 paket perlengkapan hunian sementara dan bahan makanan untuk keluarga terdampak, terutama di wilayah yang sulit dijangkau karena masih terdapat genangan air yang tinggi. 

“Bantuan yang kami distribusikan hari ini, setidaknya dapat membuat anak-anak tidur dengan nyaman di pengungsian, dan kebutuhan makanan mereka terpenuhi. kami terus berupaya menjadi jalur alternatif agar bisa menembus lokasi yang sama sekali belum mendapatkan bantuan. terutama anak-anak yang belum dievakuasi,” jelas Fadli Usman, Direktur Humanitarian Save the Children Indonesia.

Situasi di lapangan terus berkembang dengan sangat cepat. Intensitas hujan yang tinggi, pemulihan listrik yang belum merata, sulitnya akses internet, serta ancaman longsor susulan membuat proses evakuasi dan penyaluran bantuan menghadapi tantangan besar. Save the Children juga terus melakukan pendataan, asesmen kebutuhan, dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di wilayah yang paling terdampak di Kepulauan Nias Selatan untuk memastikan bantuan dapat menjangkau anak-anak dan keluarga yang paling membutuhkan secepat mungkin.***

Baca Juga: Surat Edaran Gubernur Jabar yang Dianggap Bermasalah dapat Dievaluasi Kemendagri

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ariesmen Fokussatu

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

OJK Gelar Porseni FKIJK 2025

Jumat, 19 Desember 2025 | 07:41 WIB
X