FOKUSSATU.ID, BANDUNG - Peringatan Hari LIngkungan Hidup Sedunia, mengingatkan kita akan tantangan global kerusakan lingkungan yang semakin terasa dampaknya. Setidaknya kita merasakan bumi yang semakin panas akibat kemunduran kualitas hutan dan lahan.
Kesehatan lIngkungan perairan juga mengalami masalah akibat pencemaran sampah domestik dan industri. Indikator kesehatan sungai berupa debit aliran sungai juga menunjukkan debit aliran yang sangat jauh berbeda antara musim penghujan dan musim kemarau yang menunjukkan kerusakan daerah tangkapan air.
Saat ini adalah waktu yang tepat untuk kembali mengingatkan dan meneguhkan komitmen kita bersama terhadap lingkungan.
Seperti halnya yang dilakukan PT. PLN Unit Induk Jawa Barat dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 yang berkolaborasi, dengan Komunitas Lingkungan seperti Yayasan Buana Hijau Sejahtera, Gelanggang Hijau Indonesia, Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam Mahatva Faperta UNPAD, Pemerintah Daerah bersama masyarakat, serta kalangan akdemisi dan pers melakukan bersih bersih aliran sungai Cikapundung.
Dalam sambutannya General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jabar Susiana Mutia mengatakan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia PT. PLN UID Jabar dilakukan melalui aksi bersih aliran sungai, bersih lingkungan permukiman, dan penanaman pohon serta pengecatan bangunan fasilitas umum.
Acara ini dilakukan di Sungai Cikapundung Sektor Taman Alun-Alun Regol Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol- Kota Bandung, sungai yang memiliki nilai penting bagi Warga Kota Bandung. Dengan mengusung tema“Penyelesaian Masalah Iklim Dengan Inovasi Dan Prinsip Keadilan“.
Susiana menuturkan peringatan Hari LIngkungan Hidup Sedunia juga ditandai dengan Penanaman Pohon Asli (native species) Cikapundung, sekaligus sebagai cikal bakal nama Sungai Cikapundung, yaitu penanaman pohon Kapundung (Baccaurea racemosa).
Baca Juga: Masyarakat KBB Desak Presiden dan Mendagri Copot Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif
“Pohon Kapundung nyaris tidak lagi dijumpai di bantaran Sungai Cikapundung, oleh karena itu penanaman pohon tersebut memiliki nilai konservasi jenis yang tinggi sekaligus menjadi pohon memorable, pengingat bagi masyarakat akan ekosistem rivarian Cikapundung masa lalu,”tuturnya.
Lanjut Susiana mengungkapkan Aksi Besih ini tidak boleh sekedar ceremonial hari lingkungan, kemudian terhenti atau mandek, tidak berkelanjutan dan tidak berkembang manfaatnya.
“Hari ini adalah sebuah awal langkah kaki, bukan sebuah akhir. ini adalah awal proses pembinaan, fasilitasi, penguatan teknologi, dan penyadartahuan masyarakat akan kesadaran pengelolaan lingkunan. Langkah kaki harus berlanjut secara kolaboratif,”ungkapnya.
Sementara dalam kesempatan yang sama Dewan Pembina Yayasan Buana Hijau Sentosa Yudi Rismayadi, S.Hut, M.Si IPU mengatakan hari lingkungan mengingatkan kita bahwa tantangan pengelolaan lingkungan itu masih sangat berat, kita masih merasakan dampak akibat kerusakan lingkungan.
Artikel Terkait
Pengamat Politik Kanda Kurniawan : Kaum Buruh Harus Menjadi Kekuatan Politik Bagi Bacalon Wali Kota
Verdonk, Satu Lagi Pemain Keturunan Belanda Perkuat timnas Indonesia
Elemen Masyarakat Kabupaten Bandung Barat Bersyukur Atas Penetapan Pj Bupati Sebagai Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pasar Cigasong
Masyarakat KBB Desak Presiden dan Mendagri Copot Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif
Gandeng ORARI, Pemprov Lampung Gelar Sosialisasi Cegah Hoaks Jelang Pilkada Serentak 2024 Hingga ke Pelosok Daerah