Semeru Erupsi, Kondisi Gunung Salak Terpantau Normal dan Terkendali

photo author
- Senin, 6 Desember 2021 | 21:54 WIB
Semeru Erupsi, Kondisi Gunung Salak Terpantau Normal dan Terkendali (Dokumentasi Fokussatu)
Semeru Erupsi, Kondisi Gunung Salak Terpantau Normal dan Terkendali (Dokumentasi Fokussatu)

FOKUSSATU.ID - Gunung Salak merupakan salah satu gunung yang berada di Pulau Jawa, dan selain itu juga kini Gunung Salak masih menyandang status sebagai gunung api aktif.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menyatakan bahwa untuk kondisi Gunung Salak saat ini masih terpantau normal alias belum ada tanda-tanda sinyal peringatan berbahaya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bogor, Agus Suyatna menyebutkan, bahwa upaya kesiapsiagaan melalui pembentuk dan pembinaan terhadap Desa tangguh bencana (Destana) di sekitar radius bahaya Gunung Salak BPBD telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menangani Gunung Berapi.

Baca Juga: Omicron Berjangkit di 15 Negara Pemerintah Buka Opsi Tunda Umroh

"Secara Geologis, Gunung Salak merupakan Gunung Api purba yang terdiri dari beberapa puncak, untuk puncak tertinggi Gunung Salak yang terkenal dengan sebutan Puncak Salak I memiliki ketinggian puncaknya itu mencapai 2.211 meter di atas permukaan laut (mdpl)," jelas Kabid BPBD Agus Suyatna kepada awak media, Senin (6/12/2021).

Di lain sisi, kata Agus Suyatna, bahwa aktivitas vulkanik di Gunung Salak termasuk dalam kategiri Stratovolcano tipe A yakni, Gunung yang menunjukan aktivitasnya sejak tahun 1.600.

"Yang tercatat ada beberapa kawah aktif di puncak Gunung Salak seperti halnya kawah terbesar yang diberi nama Kawah Ratu, kemudian Kawah Cikaluwung Putri dan juga Kawah Hirup yang menjadi salah satu bagian dari sistem vulkanis Kawah Ratu," papar Agus Suyatna.

Baca Juga: Bantu Korban Bencana Semeru, Kapolri Terbang ke Lumajang

Sedangkan untuk nama Gunung Salak sendiri, lanjut kata Agus Suyatna, berasal dari Bahasa Sanskerta yakni Salaka yang berarti Perak.

Selain itu, kata Agus Suyatna menambahkan, bahwa berdasarkan catatan, letusan Gunung Salak terjadi tak lebih dari seabad setelah letusan pertama, di tahun 1761 dan 1780. Namu , dua letusan yang terjadi di abad ke 17 tersebut tak memiliki skala letusan yang besar seperti letusan pertama.

"Waktu itu terakhir di tahun 1983, Gunung Salak meletupkan aktivitas vulkanisnya yaitu berupa erupsi freatik, dan terjadinya itu di Kawah Cikuluwung, sedangkan untuk status Gunung Salak pun kini sebagai gunung api aktif," pungkasnya. (Wiera).

Conten Creator Jurnalis: Wiera

Artikel Selanjutnya

Ini Ancaman Khas Gunung Semeru

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fazar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X