bogor-kita

Drama Segel di Puncak Berujung Pemecatan Massal, Anggota DPR RI Minta Menteri LHK Bertanggung Jawab

Sabtu, 4 Oktober 2025 | 18:17 WIB
Anggota DPR RI, Dapil Kabupaten Bogor, Mulyadi

FOKUSSATU.ID - Kabut tipis yang menyelimuti hamparan kebun teh di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, pagi itu terasa dingin, bukan hanya karena cuaca, melainkan juga oleh suasana mencekam yang menyelimuti sektor pariwisata.

Deretan vila, hotel, dan area glamping kini tampak sunyi senyap, banyak pintu masuk objek wisata disegel, pemandangan janggal bagi destinasi yang dikenal sebagai denyut nadi wisata sejak era 70-an.

Dampak dari penghentian operasi ini adalah bencana sosial, ribuan pekerja pariwisata, mulai dari pramusaji, pemandu, hingga petugas kebersihan telah kehilangan mata pencaharian.

Baca Juga: Penyegelan Wisata Alam Puncak Picu PHK, Warga Tuntut Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Bertanggung Jawab

Nasib mereka terkatung-katung, menjadi korban langsung dari kebijakan yang kini memicu gelombang kemarahan politik.

Kondisi inilah yang membuat Mulyadi, anggota DPR RI dari Dapil Kabupaten Bogor sekaligus Dewan Pembina Partai Gerindra, naik pitam.

Dalam pernyataan kepada awak Media, Jumat (3/9/2025), Mulyadi tak menutupi amarahnya dan langsung menunjuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sebagai buang keladi.

“Saya sangat geram dan marah terhadap Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, tindakannya di Kawasan Puncak telah mengganggu iklim wisata, investasi, dan berakibat dirumahkannya ribuan pegawai akibat tempat kerjanya berhenti operasi,” tegas Mulyadi.

Baca Juga: Sat Narkoba Polresta Bogor Ungkap 28 LP Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Bagi sang legislator, langkah penyegelan yang dilakukan Kementerian LHK bukan sekadar urusan izin administrasi yang dangkal.

Ini adalah sebuah keputusan yang memiliki efek domino sosial-ekonomi yang nyata dan brutal.

Mulyadi menyoroti bahwa tindakan tersebut telah menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis, Pendapatan Asli Daerah (PAD) berkurang, dan yang paling parah, pengangguran meningkat tajam.

Baca Juga: LPS : Indeks Menabung Konsumen (IMK) September 2025 Terkoreksi 1,6 Poin

“Ini bukan hanya soal bisnis, jika roda ekonomi pariwisata mati, dampaknya sangat luas. Ini bisa menurunkan angka rata-rata lama sekolah dan meningkatkan angka kejahatan,” ujar Mulyadi menggambarkan skenario terburuk yang mengancam stabilitas sosial masyarakat Puncak yang selama ini menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata.

Halaman:

Tags

Terkini