FOKUSSATU.ID - Istilah Klitih kini menjadi perbincangan warganet di Twitter yang juga membagikan kisah klitih yang mereka temui atau bahkan mereka alami sendiri.
Viralnya Klitih berawal dari salah seorang warganet yang membagi ceritanya soal kejadian klitih yang ia alami.
Ramainya perbincangan Klitih tersebut menjadi respons terkait kejahatan jalanan yang beberapa kali terjadi di Jogja dan dikenal dengan istilah aksi Klithih.
Sebelumnya pada Selasa (4/2/2020) lalu sempat ramai di Twitter. Saat itu, muncul usai adanya kasus kejahatan jalanan atau Klitih yang menimpa tiga driver ojek online dalam waktu sepekan.
Baca Juga: Bamsoet Jelaskan Aspek Polhukam Paling Menonjol Sepanjang Tahun 2021 Peristiwa Ledakan Bom
Kali ini, kembali ramai diperbincangkan karena banyak warganet yang merasa polisi dan Pemda DIY dianggap tak serius menangani kasus kejahatan jalanan atau Klitih yang masih saja terjadi di Jogja.
Apa arti klitih dan sejarahnya?
Dalam bahasa Jawa, klitih adalah suatu aktivitas mencari angin di luar rumah atau keluyuran.
Namun, dalam dunia kekerasan remaja Jogja, pemaknaan klitih sebagai aksi kekerasan atau kejahatan jalanan dengan senjata tajam atau tindak-tanduk kriminal anak di bawah umur di luar kelaziman.
Menurut Suprapto, Kriminolog yang sebelumnya bergabung di Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada mengatakan tak setuju dengan istilah klitih yang terus digunakan untuk mendefinisikan kejahatan jalanan.
"Kejahatan jalanan itu beda dengan klitih. Jangan menyebut klitih, karena klitih sendiri berarti aktifitas positif yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. Sayangnya ini kemudian diadaptasi pelajar atau remaja untuk kegiatan mencari musuh," ujar Suprapto.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Tukri Melonjak 30 Persen
Suprapto juga mengatakan sebetulnya aktifitas yang dilakukan pelajar tersebut berbeda dengan aksi kejahatan jalanan berupa pembacokan.
"Pelajar itu punya aturan sendiri, mereka tidak akan menyerang (membacok) perempuan, orang yang boncengan, orang tua. Aksi pembacokan yang menimpa driver online beberapa hari lalu menurut saya bukan dilakukan oleh pelajar atau geng pelajar karena itu bukan target mereka," ujar Suprapto beberapa waktu lalu.
Artikel Terkait
Pelatih Thailand Percaya Diri Hadapi Final AFF Suzuki Cup vs Indonesia
Presiden Nilai Waduk Kunci Ketahanan Pangan
SPAI dan Koramil Gelar Baksos Vaksinasi Bersama Kesdam III/SLW
Dari Atas Perahu Naga Presiden Berikan Pesan Ini
Seniman dan Ilmuwan Kolaborasi Jernihkan Air Sungai untuk Warga