FOKUSSATU.ID - Dugaan kasus penipuan yang menyeret nama Bupati Bandung, Dadang Supriatna kian center terdengar di telinga masyarakat. Dugaan kasus tersebut mencuat setelah adanya siaran podcast yang diklaim sebagai vendor dalam podcast milik Bambang Widjayanto, eks Komisioner KPK 2011–2015.
Dalam tayangan itu, para vendor mengungkap bagaimana kronologis awal kerjasama dengan PT Bandung Daya Santoso yang menyeret nama Bupati Bandung.
Kepala Inspektorat Kabupaten Bandung, Marlan Nirsyamsu pun membantah keras klaim yang disampaikan sejumlah narasumber dalam sebuah podcast yang menyinggung seolah-olah pihaknya menawarkan proyek sebagai pengganti uang milik para vendor yang belum dibayarkan oleh PT Bandung Daya Sentosa (BDS).
Baca Juga: Ketua DPRD Kota Bandung: Rapat Kinerja Evaluasi BUMD Jadi Ruang Refleksi dan Proyeksi Masa Depan
Marlan menyatakan bahwa ia memang pernah mengeluarkan surat perintah audit terhadap PT BDS. Namun, ia menegaskan bahwa sepanjang proses audit berlangsung, dirinya tidak pernah sekalipun bertemu dengan pihak-pihak yang muncul di podcast tersebut.
"Gini, yang pertama kita ada perintah permintaan untuk audit dari pimpinan, jadi BDS itu diaudit. Setelah permintaan audit kita penuhi, saya mengeluarkan surat tugas (SP) untuk melaksanakan audit. Nah, lucunya dari mulai pertama sampai selesai audit dan sampai sekarang, saya belum pernah ketemu mereka, sekalipun," ungkap Marlan saat dimintai tanggapan, Selasa (30/7/2025).
Baca Juga: Skandal Bisnis PT BDS dan BUMD Pemkab Bandung Masukin Babak Baru
Marlan juga menyebut bahwa dirinya baru mengetahui sosok-sosok yang tampil dalam podcast tersebut baru-baru ini.
"Yang di podcast itu saya baru lihat kemarin saja itu, yang tiga orang itu. Belum pernah ketemu sekalipun. Bagaimana mungkin tidak pernah ketemu tapi memberikan solusi? Jadi intinya itu saja, disebutkan nama itu, enggak pernah ketemu mereka," lanjutnya.
Audit terhadap PT. BDS, menurut Marlan, dilakukan dalam rangka memverifikasi klaim piutang dan utang perusahaan pelat merah tersebut. Proses audit dilakukan secara menyeluruh, termasuk dengan memanggil para vendor yang memiliki hubungan kerja dengan BDS.
"Jadi itu, untuk PT. BDS, kita audit untuk memastikan bahwa PT. BDS itu betul punya hutang dan betul punya piutang. Karena untuk memastikan semua vendor, 19 vendor kita panggil. Yang hadir 18 vendor, satu vendor tidak hadir," jelasnya.
Namun dari 18 vendor yang hadir, Marlan kembali menegaskan bahwa tidak satupun dari mereka pernah bertatap muka langsung dengannya. Ia menduga bahwa tiga orang dalam podcast tersebut kemungkinan adalah bagian dari vendor-vendor yang hadir, namun tidak pernah bersinggungan langsung dengannya secara pribadi.
"Itu orangnya, cuma tidak ketemu saya. Itu mungkin tiga vendor, kan ada 18. Di antaranya mungkin mereka itu. Tapi saya tidak ketemu, dan baru lihat mukanya juga kemarin di podcast itu," kata Marlan.