Setiap hektare lahan ditargetkan mampu menghasilkan setidaknya 10 ton padi gogo dari awalnya hanya 4 ton per hektare. Kang DS juga optimistis program padi gogo terintegrasi ini mampu panen selama 4 kali dalam setahun.
Selain di Kecamatan Arjasari, program penanaman padi gogo juga akan dilaksanakan di beberapa kecamatan lain di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan lahan tidak produktif. Total lahan yang akan direvitalisasi mencapai ratusan hektare.
Baca Juga: Implementasi Program MBG di Jabar Berjalan Bertahap, Baru 23 Kabupaten
"Ketahanan pangan ini menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial, ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta para petani," ungkap Bupati Dadang Supriatna.
"Semoga ini menjadi kontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional dan semoga usaha kita menjadi berkah bagi kita semua," tambah Kang DS.
Selain menggulirkan program penanaman padi gogo dengan memanfaatkan lahan tidak produktif, Kang DS juga telah menunjukkan komitmen besarnya terhadap pertanian melalui berbagai kebijakan dan strategi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Perhutani KPH Bandung Selatan Kembali Raih Peringkat Pertama Penghasil Getah Pinus
Diantaranya kebijakan sawah abadi di setiap desa, program bebas pajak bagi sawah abadi, hibah bagi petani sebesar Rp 44 miliar per tahun serta kebijakan pengalihan pupuk dari agen menjadi langsung ke kelompok tani.
Tak lupa ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam mengembangkan program padi gogo terintegrasi ini.
"Saya ingin mengapresiasi kerjasama yg terjalin antara Pemkab Bandung, Unpad, Kodim 0624, Polresta Bandung, Perhutani, pihak swasta, serta Kementerian Pertanian dan para petani yang telah terlibat dalam program ini," tuturnya. ***