Yana menambahkan, sebagai kota kreatif yang banyak memiliki UMKM, Kota Bandung juga mendukung pertumbuhan pelaku usaha dengan menghadirkan aplikasi SIRKUIT atau Sistem Informasi Kewirausahaan UMKM Terintegrasi serta Salapak yang menjadi wadah pameran produk secara offline dan online.
Komitmen Pemkot Bandung dalam menghadirkan kemudahan pelayanan melalui transformasi digital tentu bukan sekadar slogan. "Sebagai bukti ada sekitar 75 inovasi yang dihadirkan melalui organisasi perangkat daerah (OPD) dengan sebagaian besarnya berbasis digital," paparnya.
Selaras dengan semangat implementasi smart city lanjut Yana, Kota Bandung juga terus berusaha mengintegrasikan seluruh aplikasi yang ada dengan hadirnya Bandung Sadayana sebagai rumah digital bagi semua aplikasi. Hadirnya Bandung Sadayana juga sekaligus berperan sebagai wadah literasi digital dan kolaborasi masyarakat Kota Bandung.
Inovasi Bandung Sadayana, juga dilengkapi fitur pendukung yang terintegrasi dengan berbagai layanan digital pemerintah, start up di Kota Bandung Bandung dan instansi lainnya seperti layanan kependudukan, perizinan, perpajakan, CCTV, stok darah PMI, harga pangan PD Pasar, open data, informasi Covid-19, JDIH, BPOM, tourism, LAPOR!, hingga Call Center 112.
Yana menambahkan, Pemkot Bandung juga mendorong akselerasi ekonomi lewat transaksi digital dengan secara aktif mengkampanyekan media QRIS. Hasilnya, Pemerintah Kota berhasil menduduki peringkat satu sebagai pemerintah daerah yang menerapkan transaksi elektronik di Jawa Barat. Raihan peringkat satu itu didapat dari proses digitalisasi dalam bertransaksi di tingkat pemerintah daerah.
"Disamping itu, kami juga terus berinovasi dalam mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik terpadu melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Terlebih di masa pandemi seperti saat ini, karena penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik dituntut tetap berjalan dengan baik. Sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dengan menerapkan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) menjadi alternatif pelayanan publik yang perlu dioptimalkan khususnya dalam tatanan normal baru," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan A. Brilyana mengatakan, salah satu yang mendasari penerapan SPBE di Kota Bandung karena sebagian besar penduduk Kota Bandung pengguna internet. "Sebanyak 85,2 persen atau 2,1 juta dari 2,5 juta penduduk bandung adalh pengguna internet, jadi otomatis di masyarakatnya ingin mendapatkan pelayanan secara online, cepat, dan tepat,” katanya.
Yayan menambahkan, transformasi digital di Kota Bandung tidak hanya dengan mendorong lahirnya pelayanan dalam genggaman tangan tetapi juga turut menghadirkan keamanan. Langkah itupun diwujudkan melalui kerjasama antara Pemkot Bandung dengan perusahaan keamanan sistem yang berinduk di Korea, Steal Alien Indonesia menjaga, meningkatkan dan memperkuat keamanan siber. ***
Artikel Terkait
DPRD Kota Bandung Tetapkan Dua Raperda Menjadi Perda
Sebanyak 10 RW Terbaik Kota Bandung Hadirkan Inovasi Pajak
Peringati Haornas, Ema: Prestasi Kota Bandung Harus Berkelas Internasional
Koh Akiat, Sang Juara Dunia Layangan dari Kota Bandung
Pansus DPRD Kota Bandung, Pemajuan Kebudayaan Usulkan Muatan Lokal Masuk Kurikulum Pelajaran