Berikut Sejarah dan Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022

photo author
- Sabtu, 4 Juni 2022 | 23:41 WIB
Perum Perhutani KPH Bandung Utara terus melakukan penataan kawasan wana wisata Bukit Senyum, KBB (Foto: Istimewa-Kusnadi)
Perum Perhutani KPH Bandung Utara terus melakukan penataan kawasan wana wisata Bukit Senyum, KBB (Foto: Istimewa-Kusnadi)

FOKUSSATU.ID - Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) dibuat pada hari pertama konferensi PBB yang berfokus pada manusia dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan.

Swedia pertama kali mengusulkan untuk mengadakan konferensi semacam itu ke PBB pada tahun 1968.

Dan pada tahun 1969, PBB setuju bahwa setelah 3 tahun mereka akan mengadakan konferensi di Swedia yang berfokus pada masalah lingkungan.

Baca Juga: HJB Ke-540 Tahun Ini Berbeda, Bima Arya Berkuda Keliling dan Nonton Layar Tancap di Alun-alun Kota Bogor

Pada tahun 1972, setelah 4 tahun persiapan, para pemimpin dunia dari seluruh dunia duduk bersama untuk mendiskusikan bagaimana mereka dapat meningkatkan kesadaran untuk melindungi lingkungan.

Sejak saat itu, (World Environment Day) telah sepenuhnya dianut oleh semua orang. Selebriti di seluruh dunia mendorong orang, dengan cara unik mereka sendiri, untuk melakukan bagian mereka dan "menyelamatkan dunia".

Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022

PBB mengambil tema “Hanya Satu Bumi” atau "Only One Earth" dengan slogan:

Baca Juga: Pesan Terakhir Ridwan Kamil Untuk Eril, Wahai Sungai Aare Aku Titipkan Jasad Anak Kami Kepadamu

“ In the universe are billions of galaxies, In our galaxy are billions of planets, But there is #OnlyOneEarth. Let’s take care of it. (Di semesta, ada miliaran galaksi, Di galaksi, ada miliaran planet, tetapi #HanyaSatuBumi. Mari jaga bumi ini)”.

Saat ini Bumi menghadapi tiga krisis: 1. Iklim memanas terlalu cepat bagi manusia dan alam untuk beradaptasi; 2. Hilangnya habitat dan tekanan lainnya yang berarti sekitar 1 juta spesies terancam punah; 3. Polusi terus meracuni udara, tanah, dan air kita.

Jalan keluar dari dilema ini adalah mengubah ekonomi dan masyarakat kita menjadi inklusif, adil, dan lebih terhubung dengan alam. Kita harus beralih dari merusak planet ini menjadi menyembuhkannya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kusnad Fokussatu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X