Jelang Perayaan Nyepi 2022, Ogoh-Ogoh Menjadi Bagian Dari Ritual Masyarakat Hindu

photo author
- Rabu, 2 Maret 2022 | 23:24 WIB
Ogoh Ogoh (foto IG)
Ogoh Ogoh (foto IG)

FOKUSSATU.ID - Saat menjelang malam sebelum Hari Raya Nyepi, sekelompok masyarakat mengelilingi desa dengan membawa Ogoh-ogoh yang berukuran besar menyerupai patung raksasa.

Perlu diketahui Ogoh-ogoh adalah karya seni patung yang diarak dalam sebuah pawai menuju perayaan Hari Raya Nyepi. Ogoh-ogoh menggambarkan sebuah tokoh Hindu yang bernama Bhuta Kala.

Menurut situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, ogoh-ogoh berasal dari kata ogah-ogah yang merupakan bahasa Bali dengan makna sesuatu yang digoyang-goyangkan.

Baca Juga: Berikut Kumpulan Ucapan Hari Raya Nyepi 2022 Untuk Dibagikan Lewat Medsos

Pada tahun 1983, wujud Bhuta Kala mulai dibuat berkaitan dengan ritual Nyepi di Bali. Presiden juga menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional.

Semenjak saat itu, masyarakat di beberapa tempat di Denpasar mulai membuat perwujudan onggokan yang disebut ogoh-ogoh. Budaya baru ini juga semakin meluas saat ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.

Ogoh-ogoh dalam kebudayaan Bali menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merupakan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam perwujudan ogoh-ogoh, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar, menakutkan, dan berwujud raksasa.

Baca Juga: Berikut Kumpulan Twibbon Hari Raya Nyepi 2022 Atau Tahun Baru Saka 1944

Ogoh-ogoh juga sering digambarkan seperti wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah, dan widyadari. Bahkan, ogoh-ogoh ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis, atau tokoh agama.

Ogoh-ogoh sebenarnya tidak memiliki hubungan langsung dengan acara Hari Raya Nyepi. Namun, benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara. Terkadang, ogoh-ogoh dijadikan satu dengan acara masyarakat mengelilingi desa (acara ngerupuk) dengan membawa obor.

Biasanya, ogoh-ogoh diarak setelah upacara pokok selesai dengan diiringi irama gamelan khas Bali yaitu bleganjur patung. Berikut rangkaian acara pawai dengan ogoh-ogoh. Sebelum acara dimulai, para peserta upacara biasanya melakukan minum-minuman keras tradisional (arak)

Baca Juga: Simak Ramalan Cinta 1 Maret 2022 untuk zodiak Aries, Taurus, Gemini dan Cancer

Pada umumnya, ogoh-ogoh diarak menuju sema (tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat), kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar.

Melansir dari situs Indonesia Kaya, kalangan pemuda di suatu daerah biasanya menginginkan ogoh-ogoh milik daerahnya lebih unggul dibandingkan ogoh-ogoh daerah lain. Oleh karena itu, proses pembuatan ogoh-ogoh juga dijadikan wadah kreativitas para pemuda setempat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kusnad Fokussatu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X