Kisah klasik di Cikapundung tersebut nampaknya harus rela tergerus gempuran teknologi. Sejak era konvergensi media cetak ke daring dekade 2010, penyusutan omzet mulai dirasakan para agen koran di Cikapundung.
Eneng misalnya. Wanita yang tinggal di Sukajadi ini sudah menjadi agen koran sejak akhir dekade 90-an. Ia mengaku omzet yang didapatnya menurun hingga 10 kali lipat dibanding 20 tahun silam.
Ia ditemani seorang putrinya saat menjaga agen koran. Ia sibuk melayani pesanan koran dari loper-loper yang membeli koran dari lapaknya.
"Dulu itu bisa sampai 15 juta per-hari (hasil penjualan). Sekarang sih sekitar 1,5 juta saja," ungkapnya.
Bila dipukul rata, awal dekade 2000-an, dalam sehari Eneng bisa menjual hingga 1.500 eksemplar koran. Jumlah itu menyusut hingga sekitar 180 eksemplar saja di tahun 2022.
"Tapi mau bagaimanapun, kehadiran teknologi enggak bisa ditolak. Mungkin sekarang kebiasaan orang sudah bergeser," ucap Eneng.
Masih Ada Pembeli
Kendati jumlah penjualannya menyusut jauh, tetapi para agen koran dan loper menyebut surat kabar masih punya segmen pembeli. Koko selaku pemilik agen koran mengakui hal tersebut.
Saat ditanya ketersediaan surat kabar media tertentu, ia menjelaskan ada surat kabar yang memang dijual untuk segmen pembeli umum. Namun ada pula surat kabar yang hanya dijual kepada mereka yang berlangganan.
Baca Juga: Dua Langkah Cepat Pemkot Bandung dalam Menjalankan PPKM Level 3
"Biasanya kantor-kantor dan beberapa rumah di kawasan tertentu masih pesan. Enggak banyak lagi, tapi masih cukup," terang Koko.
Selain Koko, masih ada Agus Mulyana. Pria yang berprofesi sebagai loper koran ini mengaku jika surat kabar yang diantarnya belum sepenuhnya kehilangan pembeli.
"Tiap hari mengantar koran. Waktu adzan Subuh, saya sudah ada di sini. Karena memang harus pagi kan," ucap pria yang sudah menekuni profesi ini sejak 1993.
Saat membawa dan mengantar koran, Agus membawa sekitar 120 eksemplar koran dari empat media nasional dan lokal yang cukup mainstream. Keempatnya menurut Agus masih punya banyak pembeli.
"Enggak bisa dibandingin sama dulu. Tapi kalau ukurannya sekarang orang pada pindah ke online, bisa bawa sebanyak ini (eksemplar koran) dan laku, itu sudah cukup bagus penjualannya," terang Agus.
Artikel Terkait
Plt Wali Kota Bandung Pastikan Ketersediaan Oksigen Aman
Gelombang Covid-19, Yana Imbau Masyarakat Jangan Panik Namun Tetap Waspada
Youth Space Hadir di Kecamatan Andir, Jadi Wadah Ide dan Gagasan Anak Muda
Kota Bandung Bakal Naikkan Standar Pelayanan untuk Masyarakat Lewat FKP
Ini Lima Calon Kabupaten Baru di Jabar