Mereka datang bergiliran. Menurut Ambu, ada 400 pejuang kanker yang berada di bawah pendampingan Rumah Kanker Ambu.
Untuk mengisi kegiatan selain bolak-balik ke rumah sakit, Rumah Pejuang Kanker Ambu juga kerap membuat kegiatan bagi penghuninya.
Kegiatan tersebut meliputi edukasi bagi anak-anak, juga kegiatan produksi makanan. Pertengahan 2021, rumah singgah ini memproduksi makanan dengan merek Jajanan Ambu dengan melibatkan orang tua pendamping pasien kanker.
“Kegiatan edukasi biasanya dari relawan. Dalam seminggu bisa dilaksanakan dua sampai tiga kali,” terang Ambu.
Di Hari Kanker Sedunia, Ambu berharap, bisa terus mengurus rumah singgah ini. Ia juga berharap Rumah Pejuang Kanker Ambu tetap ada sampai kapanpun.
“Di momen ini, saya ingin merangkul semua orang baik untuk datang ke rumah singgah,” pesannya.
Salah seorang pejuang yang singgah di sana yaitu Salman Al Farisi. Ia berusia 16 tahun dan menderita penyakit Leukimia sejak 2020.
Pelajar asal Cianjur yang bersekolah di salah satu Madrasah Tsanawiah (MTs) di Tasikmalaya ini sebelumnya aktif sebagai anggota Pramuka dan Paskibra.
Harapannya menjadi seorang tentara terpaksa dilepaskannya. Saat ini, Salman fokus menjalani kemoterapi dan pengobatan.
“Saya optimis bisa sembuh. Pengobatan ini bisa memakan waktu hingga lima tahun. Saya baru menjalani tahun pertama,” ucapnya.
Salman juga menyemangati seluruh pejuang kanker di manapun berada. Tersenyum dan senantiasa berbuat baik adalah hal yang bisa ia lakukan.
“Untuk yang masih sehat, jaga kondisi. Jaga asupan. Apa yang saya alami karena dulunya saya sering telat makan,” pesannya.***
Artikel Terkait
Resmi, Mal Festival Citylink Ditutup Selama 3 Hari ke Depan
Pemkot Bandung Berikan Beasiswa untuk 110 Mahasiswa STTB
Selama Pandemi, PMI Tunjukkan Kiprahnya dalam Membantu Masyarakat
Pemkot Bandung Lanjutkan Tren Kerja Sama dengan Jepang
Seluruh Toko di Mal Festival Citylink Tutup Kecuali Pasar Swalayan, Ini Alasannya