FOKUSSATU.ID – Warga Bandung yang sedang mencari tempat wisata edukasi bersama keluarga, bisa coba kunjungi Warung Kebon (Warbon) Cipadung Kulon. Berlokasi di RW 10, dekat kantor Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Warung Kebon menawarkan integrasi urban farming.
Dalam sebuah kesempatan, Plt. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berkunjung ke tempat wisata ini. Tak hanya berkeliling melihat ragam tanaman, Yana juga ikut menanam bibit pohon mangga di lahan yang tersedia. Setelah berkeliling, ada satu tempat yang menarik perhatiannya, yakni leuit.
Leuit merupakan tempat menyimpan persediaan beras bagi masyarakat Sunda pada zaman dulu. Bentuknya mirip rumah panggung mini. Bangunannya terbuat dari kayu dan anyaman bambu.
Baca Juga: Masyarakat Tionghoa Peduli di Kota Bandung Buka Roadshow Donor Darah 3
“Wah, sudah lama enggak lihat leuit. Jadi ingat masa kecil. Di sini juga banyak tanaman-tanaman sayuran dan buah ya dari hasil Buruan SAE. Tadi saya sudah minum tiga jenis minuman. Ada telang, jeruk, sekarang mah mau coba teh hangat aja,” ujar Yana sembari menyeruput teh hangatnya.
Lahan seluas 3.000 meter persegi ini memiliki beragam varian agro edukasi. Di jalur kanan, terdapat tanaman sayuran hijau berjajar. Ada cabai, sawi, pakcoy, jeruk nipis, tomat, dan terong.
Ada juga tanaman-tanaman buah dan herbal di lahan seberangnya, seperti kumis kucing, lavender, pohon mangga, dan rambutan. Bahkan ada pula tanaman telang yang sedang hit belakangan ini.
Bukan hanya tanaman, pengunjung juga bisa melihat lima rumah lebah yang ada di Warung Kebon ini. Kepala Pengelola Warbon, Hani Yuhani menjelaskan, hewan-hewan ternak di sini semuanya termasuk dalam kategori langka dan unggul, misalnya saja lebah. Lebah di sini termasuk jenis primitif yakni, lebah klanceng.
"Orang-orang juga biasanya sebut dengan nama madu trigona. Madu ini termasuk jenis yang lumayan mahal karena lebahnya juga merupakan jenis langka ya. Tergantung berapa mililiter. Untuk 200 ml saja itu kira-kira bisa sampai Rp170.000," ujarnya.
Tak hanya lebah, ada ternak unggul lainnya juga di Warung Kebon ini. Ada ayam pelung, ayam ciung, dan bebek yang juga sedang mereka kembangbiakkan di sini.
Selepas lelah berkeliling, pengunjung bisa melipir ke warung jajajan yang tersedia. Di warung ini, tak hanya menjual makanan, tapi juga hasil dari olahan sampai baik organik maupun anorganik. Hani memaparkan, tujuan akhir dari Warbon ini memang untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar.
Baca Juga: Vihara Tanda Bhakti, Simpul Kegiatan Umat Buddha di Kota Bandung
Hani menjelaskan, sejak berdiri pada Mei 2021, tujuan adanya Warbon ini memang untuk mengedukasi masyarakat, terutama kaum muda agar lebih melestarikan lingkungannya.
Bagi Hani, sekarang sudah bukan lagi zamannya “Jangan buang sampah sembarangan”, tapi harus berganti ke “Olah sampah sampah jadi bernilai ekonomi”.
Artikel Terkait
Tenaga Honorer akan Dihapus di Instansi Pemerintah, Pemkot Bandung akan Taat Azas, Status Berakhir Tahun 2023
Yakin Distamhut DKI Jakarta Tidak Terlibat Praktek Mafia Tanah, Wagub Ariza Pasang Badan
Pemkot Bandung Konsisten Dukung Pelaku Ekonomi Kreatif
Yana Minta Satpol PP Perketat Pengawasan di Pusat Keramaian
Hore, Bandara Husein Sastranegara Siapkan Ruang Pamer bagi UMKM di Kota Bandung